Inilah penguatan yang diberikan oleh Basiri, inisiator Hidroganik – Hidroponik Organik – , kepada para mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang saat berkunjung ke Bengkel Mimpi miliknya di Desa Pagelaran Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang.

“Pertanian itu menjanjikan lho!,” kembali lelaki berputri tiga yang pernah disangka gila oleh sahabat-sahabatnya saat pertama kali menyampaikan mimpinya untuk menanam padi tidak di sawah, tetapi melalui media paralon dan dikolaborasikan dengan gelas plastik. Penemu budidaya padi yang benar-benar organik dengan harga jual beras mencapai Rp. 30.000 per kg ini dengan gaya bicaranya yang khas berkali-kali menegaskan kepada para mahasiswa bahwa bertani itu adalah pekerjaan yang mulia, berprospek cerah, dan menguntungkan, asal….”inovasi dan kreatifitas harus terus-menerus dikembangkan. Ini bisa dilakukan bila kita banyak membaca dan membaca …..”.

Bengkel Mimpi yang kemudian juga menjadi P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya) banyak memberikan pelatihan pertanian tidak terbatas hanya budidaya padi hidroganik saja. Basiri yang dibantu oleh 5 orang relawan ini juga menangkap peluang potensi budidaya ciplukan. “Satu tanaman bisa dihargai Rp. 10.000,” jelasnya.

Budidaya memang bukan menjadi bagian dari kurikulum Program Studi Agribisnis. Teknokrat agribisnis punya tugas dan tanggungjawab menginformasikan semua inovasi baru kepada masyarakat. Setelah informasi diterima, teknokrat agribisnis juga bertugas untuk memastikan bahwa upaya desiminasi semua inovasi baru ke masyarakat luas berjalan dengan lancar dan hasilnya benar-benar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inilah ilmu yang dikejar oleh mahasiswa Prodi Agribisnis hingga sampai ke Kecamatan Pagelaran ini. Karena kemajuannya yang cukup pesat, Bengkel Mimpi sudah memiliki struktur organisasi yang memberikan tugas dan tanggungjawab tertentu kepada semua anggotanya.

Keingintahuan peserta yang terdiri dari mahasiswa semester I sampai dengan semester Vll saat kunjungan lapang, dijawab dengan sangat jelas oleh Muhammad Nazil, SE, seorang relawan alumni FIA UB yang sudah hampir tiga tahun menjadi relawan di Bengkel Mimpi. Secara struktur organisasi, Nazil diposisikan di Bidang Pemasaran dan Pelatihan.

Kunjungan yang didamping oleh Ketua Program Studi Agribisnis Dr. Ir. Suwarta, MP, Wakil Dekan FP Ir. Suprihana, MP dan pengampu mata kuliah Penyuluhan Pertanian Dr. Ir. Rita Hanafie, MP ini berlangsung tidak lama karena cukuo banyaknya tamu yang menunggu untuk bertemu dengan penggagas kemasan kopi yang ramah lingkungan ini. (san/pip/red:rh)