Pada tanggal 4 hingga 10 Agustus 2024, sebanyak 19 mahasiswa Kelab Penyayang dari Universiti Sains Malaysia (USIM) berpartisipasi dalam kegiatan Global Islamic Students Outreach 2024: Kembara Ilmu Bumi Surabaya, Indonesia. Acara ini berlangsung di Desa Sidodadi, Kabupaten Malang dan Universitas Widyagama Malang.

Di kampus Universitas Widyagama Malang, para peserta bertemu dengan ketua organisasi mahasiswa (ormawa) dan perwakilan mahasiswa dari setiap program studi, serta dekan dan ketua program studi di lingkungan UWG Malang. Muhammad Amirul Hasif Bin Mat Jemim, Ketua Kelab Penyayang USIM, memberikan penjelasan mengenai Kelab Penyayang dan Universiti Sains Malaysia (USIM). M. Khasby Al Ghifari, Ketua BEM UWG Malang yang juga dikenal sebagai Presiden Mahasiswa (Presma), memaparkan tentang struktur organisasi kemahasiswaan di UWG Malang.

Acara tersebut juga menampilkan berbagai penampilan menarik, termasuk musik oleh WL Band UWG Malang yang terdiri dari dosen-dosen dan menampilkan lagu-lagu pop yang akrab di telinga pendengar Indonesia dan Malaysia, penampilan bela diri khas Indonesia yakni pencak silat oleh mahasiswa anggota UKM PSHT, tari tradisional Malangan yang disebut tari Bapang oleh mahasiswa anggota UKM Asma, serta sholawat oleh mahasiswa Kelab Penyayang USIM. Para mahasiswa Kelab Penyayang USIM juga memberikan penampilan impromptu yang mengajak semua hadirin untuk berjoget mengikuti irama lagu Melayu.

Selepas acara di kampus Universitas Widyagama Malang, para mahasiswa Kelab Penyayang USIM kembali ke penginapan dan kemudian bersiap untuk menikmati pemandangan matahari terbit di Gunung Bromo, menutup kegiatan mereka dengan pengalaman alam yang menakjubkan.

Selain kegiatan di kampus, para mahasiswa Kelab Penyayang USIM juga terlibat dalam berbagai aktivitas di Desa Sidodadi, seperti susur sungai bawah tanah dan observasi karst, penanaman bibit mangrove di sepanjang area pesisir Pantai Bajulmati, pertemuan dengan warga lokal, dan berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari bersama masyarakat setempat. Mereka menginap di rumah warga untuk merasakan langsung kehidupan lokal yang autentik. (*PIP/NKN)