Malang, 22 Oktober 2024 – FORMA PHM (Forum Mahasiswa Pengkaji Hukum untuk Masyarakat) Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang (UWG) menggelar acara diskusi dan nonton bareng (Nobar) film “Kutukan Nikel”. Kegiatan ini bertempat di Ruang Baca Gedung Perpustakaan lantai 2 UWG dan menghadirkan Dr. Purnawan Dwikora Negara, SH., MH. (Dosen Fakultas Hukum UWG, Pengampu Mata Kuliah Hukum Lingkungan) serta Direktur WALHI Jawa Timur, Wahyu Eka Setiawan, sebagai pemateri. KUL DILUAR JAM KUL (Kuliah diluar Jam Kuliah).

Acara ini dihadiri oleh mahasiswa Fakultas Hukum UWG dan sejumlah pegiat serta aktivis lingkungan. Diskusi ini berfokus pada fenomena maraknya penambangan nikel di Indonesia, yang dinilai semakin merusak lingkungan. Nikel, yang kini menjadi komoditas global, telah mendorong ekspansi industri tambang di berbagai daerah, terutama di Morowali, Sulawesi Selatan, di mana 985 hektar lahan telah dieksploitasi sejak tahun 2019 hingga 2022, menghasilkan sekitar 36,9 juta ton tanah mengandung nikel.

Indonesia, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, berambisi menjadi pemain utama dalam produksi mobil listrik dan baterai listrik, seiring dengan tren transisi energi global. Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah mempercepat hilirisasi industri nikel, dengan 116 proyek smelter nikel yang tercatat pada 2023, baik yang sudah beroperasi maupun dalam tahap konstruksi dan perencanaan.

Namun, Eksplorasi ini juga membawa dampak negatif, terutama pada kerusakan lingkungan dan penderitaan masyarakat di sekitar area pertambangan. Dalam diskusi, para mahasiswa bersama para aktivis lingkungan mendalami isu ini dengan menonton film “Kutukan Nikel”, yang menggambarkan dampak buruk dari hilirisasi industri nikel yang sering kali tidak berpihak pada masyarakat dan lingkungan.

Diskusi ini menghasilkan catatan penting yang akan disampaikan kepada pemerintah, sebagai bentuk sumbangsih mahasiswa dan para pegiat lingkungan dalam mengatasi kerusakan lingkungan akibat penambangan nikel yang masif. Mereka berharap pemerintah dapat lebih bijak dalam mengejar ambisi industri mobil listrik, tanpa mengorbankan kelestarian sumber daya alam dan kesehatan masyarakat.

Selain itu, kegiatan diskusi ini juga bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat di daerah-daerah terdampak tambang nikel agar lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan memahami risiko jangka panjang yang ditimbulkan oleh aktivitas tambang tersebut.(san/pip)