Batu, 29 April 2025 — Dr. Purnawan Dwikora Negara, SH., MH., Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Malang (FH-UWG), hadir sebagai narasumber utama dalam diskusi publik bertajuk “Refleksi Wong Gunung Mudun Embong” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Pemuda Pecinta Seni Batu di Warung Djitoe, Bumiaji, Kota Batu.

Acara yang dihadiri sekitar 50 peserta ini terdiri dari mahasiswa FH-UWG dan UMM, komunitas seni, wartawan, serta masyarakat umum. Diskusi diawali dengan pemutaran film “Wong Gunung Mudun Embong” dan dilanjutkan dengan perbincangan santai mengenai penyelamatan lingkungan, khususnya isu-isu terkini yang menyangkut sumber daya air di Batu.

Dalam paparannya, Dr. Purnawan menyampaikan refleksi atas perjuangan warga dalam kasus penyelamatan Sumber Air Gemulo di Bulukerto, Batu. Ia menekankan pentingnya pembangunan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. “Tanah bukan hanya rahim bagi reproduksi kehidupan biologis, tetapi juga tempat lahirnya budaya dan spiritualitas. Tanah atau alam adalah alamat kebudayaan,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti bahwa ancaman terhadap mata air di Kota Batu tidak berhenti pada kasus Gemulo. Proyek pembangunan geothermal dinilai menjadi ancaman baru karena berpotensi menimbulkan perebutan sumber air antara petani, masyarakat, dan kepentingan industri.

Dr. Purnawan mengajak pemuda dan masyarakat untuk terus menjaga semangat kolektif dalam merawat sumber mata air sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan kultural. “Tidak ambil bagian dalam perjuangan lingkungan berarti kita adalah bagian dari masalah itu sendiri,” tegasnya.

Acara ini menjadi ruang penting bagi para pemuda Batu untuk menyatukan ingatan kolektif atas perjuangan lingkungan dan memperkuat jejaring aksi dalam menjaga alam Batu dari eksploitasi yang tidak berkeadilan.(San) pip)