(UWG, 20/4/2023). Di pertengahan hingga akhir April 2023, frasa “gerhana matahari hibrida” mungkin menjadi salah satu yang paling banyak dibicarakan baik di dunia maya atau sehari-hari. Pasalnya, beredar kabar bahwa akan terjadi gerhana matahari tersebut di hari Kamis, 20 April 2023 sekitar pukul 10.00 WIB. Hal ini tentu memancing rasa ingin tahu dan takjub bagi rakyat Indonesia yang dapat menyaksikan fenomena alam itu, tak terkecuali keluarga besar Universitas Widyagama Malang.

Dilansir bbc.com, gerhana matahari hibrida merupakan suatu gerhana matahari yang di dalamnya terdapat dua fase sekaligus. Dengan begitu, masyarakat dapat menyaksikan adanya gerhana matahari cincin sekaligus gerhana matahari total. Fenomena ini terbilang langka sehingga wajar jika banyak yang menantikan terjadinya peristiwa alam itu. Walau terdapat dua fase, ada wilayah-wilayah di Indonesia yang hanya mengalami gerhana matahari sebagian karena semakin ke barat, area ketertutupan matahari akan semakin sedikit.

 

Berkaitan dengan itu, senyampang masih dijalankannya puasa Ramadan oleh umat Islam sedunia, Dewan Kesejahteraan Masjid dan Musola (DKMM) Widyagama Malang menyelenggarakan kegiatan salat gerhana di Masjid Al Farabi, Kampus 3 Universitas Widyagama Malang, pada 20 April 2023. Salat ini diimami dan dipandu langsung oleh Ketua DKMM Widyagama Malang, Ir. Riman, M.T.

Tatacara salat gerhana matahari atau disebut juga salat kusuf diterangkan dengan model interaktif oleh Ketua DKMM Widyagama Malang sebelum ibadah itu dimulai. Pada pukul 10.30 WIB, langit mulai gelap dan bayangan matahari yang perlahan tertutup bulan terlihat dari pantauan. Salat pun segera dimulai dengan khidmat.

Pada khotbahnya, Ir. Riman, M.T. mengingatkan bahwa gerhana matahari, apa pun jenisnya, merupakan suatu bentuk kekuasaan Allah SWT sebagai penguasa semesta. Lebih lanjut, gerhana merupakan fenomena alam yang harus disikapi umat Islam secara ilmiah dan penuh keimanan, tidak menggunakan pemikiran mistis yang akan menjauhkan diri kita dari Allah. Sebagaimana telah termaktub dalam Al Quran, fenomena alam seperti ini merupakan “tanda-tanda kebesaran Allah bagi yang mau berpikir.” (pip/nk)