Tidak terasa liburan Idul Adha 2013 ini telah terlewat. Liburan empat hari ini sangat berarti. Sebuah keluarga dapat berkumpul, anak-anak dari luar kota yang mungkin sekolah atau bekerja, pulang ke orang tua untuk berlibur. Atau bisa juga silaturahim antar sahabat, teman, keluarga memanfaatkan hari libur dan cuti bersama.
Kemarin itu, pertanyaan, ungkapan atau sapaan senantiasa muncul, misalnya kurban apa dan dimana? sholat dimana? mau pergi kemana? Kali ini memang tidak ada perbedaan signifikan tentang jadwal Idul Adha. Suasana pun lebih syahdu sekaligus semarak. Anak-anak, remaja, orangtua pun bertanya, dagingnya mau dimasak apa. Sudah terbayang ada menu sate, gulai, opor, atau menu lainnya?
Hari libur Idul Adha memang suatu spesial.Di banyak tempat, terjadi reuni antar lapisan usia dan masyarakat.Anak-anak bertemu kawannya, sambil membanggakan kambing atau hewan kurban.Anak-anak lainnya berebut memberi rumput atau makanan utk hewan kurban. Orang-orang dewasa pun bertemu lebih hangat. Di luar itu, keseharian mereka lebih disibukkan dengan urusan kerja masing-masing. Selesai sholat Ied, semua orang saling bersalaman dan bersilaturahim. Lapangan atau masjid menjadi ajang reuni dan bertemu.
Tahun ini memang harga rata-rata hewan kurban naik signifikan. Di tempat penulis, tahun sebelumnya harga kambing hanya 1.5 juta rp, tahun ini mencapai 1.75 juta rp. Harga patungan hewan kurban sapi tahun ini sekitar 2.0 juta rp, naik 500 ribu rp dibanding tahun sebelumnya. Namun secara umum semangat berkurban nampaknya tidak berubah karena perubahan harga tersebut. Semoga semangat berkorban ini melahirkan semangat hidup seluruh umat manusia, semangat berdamai dan berkehidupan lebih baik.

Seorang kawan menyatakan seharian kemarin menjadi hari istimewa, karena ia lembur bersama dengan panitia kurban untuk mengelola daging dan mendistribusikannya.Ia baru kali ini terlibat total dalam kegiatan kurban.Sebelumnya hanya lebih sebagai pengamat saja.Suka duka kegiatan ini memang nyata, antara gembira, letih dan puas bergabung jadi satu.Di tempat kami (meski penulis juga lebih banyak menonton), sebagaimana tahun sebelumnya, kebersamaan Idul Adha lahir. Partisipasi ibu-ibu untuk membantu menyediakan sarapan dan makan siang bersama untuk mensupport panitia kurban.
Selama hari libur kemarin, penulis tidak banyak beraktivitas, lebih banyak di rumah sambil merenungkan makna Idul Adha.Ikut merasakan perjalanan haji kawan, dan keluarga yang sedang berada di tanah suci.Tahun ini mertua sedang menunaikan ibadah haji, Alhamdulillah beliau sehat.Tentu tidak lupa, penulis membuka info-info Idul Adha di TV, internet, termasuk di Kompasiana. Tiga tulisan terkait hari raya haji muncul (1, 2, 3). Bersyukur, Kompasiana secara aktual meramaikan info haji dan Idul Adha di berbagai tempat. Menambah kesyahduan hari raya ini
Liburan ini sudah usai. Hari ini kita semua memulai aktivitas kehidupan kembali.… kehidupan harus berlanjut. Selamat beraktivitas semoga sukses.
Anak-anakku kembalilah engkau belajar. Seraplah keteladanan pengorbanan nabi Ismail as. Jadilah orang yang bertaqwa. Jadilah orang yang pembelajar, berilmu dan suka membaca. Jadikan ilmu itu kemanfaatan dan kemaslahatan umat. Allah akan mengangkat derajadmu.
Tulisan ini telah terbit di kompasiana