Baru-baru ini kami kedatangan tamu di rumah, seorang anak muda. Ia baru lulus sarjana sekitar tiga atau empat bulan. Ia menyampaikan maksud kedatangannya dengan jelas. Singkatnya, ia sudah mengajukan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan atau instansi pemerintah. Kini ia sedang galau, karena ia dipanggil untuk wawancara oleh perusahaan. Ia ingin memperoleh dan mempelajari materi-materi wawancara kepada kami (saya dan istri). Berhubung materinya tentang industri gula atau pergulaan nasional, ini yang mengerti adalah istri. Singkatnya, kemudian mengalir deskripsi perusahaan dan industri gula.
Kemudian si anak muda itu bertanya: “Apa yang harus saya jawab ketika ditanya komitmen dalam bekerja?”. Duhh… pertanyaan ini sungguh berat. Kami memberi saran berbagai alternatif jawaban, salah satunya adalah: “Saya adalah orang yang jujur, saya bisa dipercaya, dan saya mau belajar dan bekerja keras”.
Pertanyaan anak muda itu sesungguhnya menyentak kami. Saya dan istri tidak siap dengan jawaban yang memuaskan. Jawaban tentang kejujuran dan kepercayaan itu pun normatif, kami menyadari hal itu sungguh berat, seberat tantangan dan kendala kehidupan. Menjadi orang yang dapat dipercaya sangat lah sulit. Hanya para nabi yang memiliki kemampuan itu.

Kepercayaan adalah modal bagi kehidupan dunia maupun akhirat. Banyak orang berlomba-lomba ingin memperoleh kepercayaan. Ada sebuah pepatah atau kata-kata bijak. TRUST IS LIKE A PAPER, ONCE IT’S CRUMPLED IT CAN’T BE PERFECT AGAIN. Terjemahannya adalah, kepercayaan itu seperti kertas, sekali meremasnya maka tidak dapat sempurna lagi. Kata bijak itu menjadi cermin betapa sulitnya memelihara kepercayaan. Tidak semua orang bisa memelihara kepercayaan dalam seluruh aspek dan waktu kehidupan. Kepercayaan melekat hanya kepada orang-orang yang jujur dan ikhlas, dilandasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. Penulis jadi teringat pada sebuah warung bubur ayam, yang ada di Malang. Warung itu menempelkan stiker tentang kejujuran. Kunci sukses hidup: Jujur, Sungguh-sungguh dan Doa.
Tahun baru 2016, dapat menjadi momentum membangun kejujuran dan kepercayaan. Penulis mengingatkan diri sendiri untuk jujur, jujur kepada keluarga, jujur kepada teman, jujur dalam belajar dan bekerja. (Sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke surga… Muttafaq ‘alaih)
Lembah Panderman, Malang, 29 Desember 2015
Petuah sekaligus Cambuk bagi kami generasi penerus dan pewaris “warisan generasi sebelum kami”
Salam hangat kami untuk keluarga..