Sabar dan tenang bekerja

Seorang kawan memberi nasehat, agar tetap sabar menghadapi kehidupan.  Kesabaran bermakna meletakkan posisi kebenaran pada tempatnya (organisasi).  Kesabaran mencegah pengambilan keputusan yang tidak tepat.  Kesabaran menunjukkan proses pembelajaran.  Kesabaran itulah yang membuat kehidupan tetap bertahan.  Kawan tersebut melanjutkan:” Lima tahun yang lalu kita juga menghadapi masalah yang kurang lebih sama.  Dan ternyata keadaan masih bertahan.  Itu semua karena semua orang mau belajar di dalam kerangka budaya organisasi.

Berpikir aneh

Sebastian Vettel telah memenangkan juara dunia ajang F1 tahun 2011, kendati masih menyisakan empat balapan hingga akhir musim.   Ia memegang rekor termuda menjadi juara dunia dua kali berturut-turut, memecahkan rekor lama yang dipegang Schummy.  Hingga balapan ke lima belas di Suzuka, Jepang, ia telah memenangi 9 balapan. Tulisan ini tidak berkehendak mengulas perihal balapan F1.  Tetapi mencoba melihat sisi lainnya, dengan mengutip kata-kata Vetel: ”Saya pikir, ketika kita mulai berpikir terlalu banyak, apalagi yang di luar kendali kita, maka biasanya yang kita inginkan justru terlepas.  Dan itu salah.  Aku tidak mau berpikir aneh-aneh” (Jawapos, 7 Oktober 2011) .  Pernyataan Vettel itu disampaikan ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang peluangnya memenangi balapan musim ini.

Usia Muda, Jangan Takut

Tulisan ini dapat dibaca di blog kompasiana.

Usia muda memang harus energik.  Betapa tidak, hanya usia muda yang punya fisik kuat dan mumpuni.  Usia muda memungkinkan mobilitas tinggi relatif tanpa kendala.  Saat SMA, semangat tersebut diperlukan untuk memulai aktualisasi diri.  Saat mahasiswa, idealisme mulai terbangun beriringan dengan pembelajaran dan kedalaman pemikiran.  Saat awal-awal menikah, semangat dan idealisme diarahkan dan dikonsolidasikan dengan pasangan hidup untuk menata masa depan menuju keberkahan.  Di saat usia empat puluhan, beberapa orang dengan semangat usia muda masih saja trengginas.  Namun yang seperti ini tidak banyak.  Kendala mobilitas dan idealisme mulai menurun (bukan mlempem) karena memiliki pertimbangan lebih komplek, misalnya faktor kesehatan, anak, dan alasan waktu.

Dibalik Keyakinan

Penulis saat ini menjalankan tugas yang teramat berat, sedang menjalankan amanah untuk kemanfaatan banyak orang.  Saat menerima amanah tersebut, hanya keyakinan saja yang penulis punya.  Keyakinan yang dilandasi doa.  Keyakinan, doa, sabar, keyakinan, doa, sabar dan hanya berdoa.  Penulis yakin hanya itulah yang bisa menolong dan memberikan jalan keluar.  Penulis yakin, doa banyak orang itu; dalam kebersamaan; perasaan yang sama, tekad yang sama, keinginan yang sama, akan memberikan energi yang luar biasa bagi organisasi ini untuk bergerak maju.

Tiga Pesan Penting IKAL45

Tulisan ini telah terbit di kompasiana.  Berisi pesan dari IKAL45.  Wahai saudara-saudaraku IKAL45, mohon maaf saya tidak bisa hadir dalam reuni dan halal bi halal.  Sebenarnya sudah rindu dengan kebersamaan IKAL45.  Saya memang tidak pernah berkumpul formal sejak perpisahan.  Saya catat Tiga Pesan Penting: Kompak, Profesional, Tidak Korupsi.   Berikut laporan dari saudaraku Cahyadi Takariawan.  Pak Cah, matur nuwun informasinya

Sore hingga malam ini tadi, Rabu 14 September 2011, saya menghadiri acara “Halal bi Halal” (HBH) yang dilaksanakan oleh Ikatan Alumni Lemhannas RI (IKAL) XLV, di Penang Bistro Kebon Sirih. Adapun IKAL XLV (baca : Ikal 45) adalah organisasi yang dibentuk untuk mewadahi para alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLV yang telah berlangsung tahun 2010 kemarin selama 9,5 (sembilan setengah) bulan di kampus Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) RI, Jakarta.

Membangun Karakter Bangsa

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar.  Bangsa ini dibangun dari kehendak yang sama untuk mewujudkan cita-cita sebagai bangsa untuk mewujudkan empat tujuan negara (i) melindungi segenab bangsa dan tumpah darah Indonesia, (ii) memajukan kesejahteraan umum, (iii) mencerdaskan kehidupan bangsa dan (iv) ikut  menjaga ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi.  Tentu saja cita-cita tersebut tidak mudah direalisasikan.  Bangsa ini memiliki banyak pengalaman ancaman dan tantangan yang menghambat cita-cita tersebut.  Sungguh beruntung, Pancasila senantiasa menunjukkan nilai-nilai keluhurannya.  Hal ini bukan saja berhasil digali oleh para pendiri bangsa tetapi juga direalisasikan dalam pembebasan dari penjajahan.  Sudah saatnya, generasi saat ini memantapkan dan mengakualisasikan kembali nilai-nilai Pancasila; untuk memandu jalannya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan memecahkan berbagai permasalahannya.  Bangsa ini memerlukan orang-orang berkualitas, orang-orang berkarakter kebangsaan, atau orang-orang Pancasilais sebagaimana teladan yang diberikan para pendiri bangsa.

Selamat Idul Fitri 1432 H

Iwan Nugroho's FamilyYa Allah, Penerima segala doa dan Pemenuh segala kebutuhan, inilah bulan Ramadhan berkemas meninggalkan kami. Maka, Ya Allah, apa yang kami mohonkan kepada-Mu selama bulan ini kiranya Engkau mengabulkannya. Sedang kebaikan yang kami tidak mohonkan kiranya Engkau menganugerahkannya.

Liga Inggris dan Puasa

Tulisan ini telah terbit di blog kompasiana

Liga Inggris (England Premier League, EPL) 2011/2012 sudah dimulai.  Kali ini masuk ke minggu kedua.  Para penggemar EPL bersemangat kembali.  Memang, beberapa waktu belakangan ini hiburan olahraga (khususnya di indonesia) agak sepi atau vakum.  MotoGP sudah berjalan namun kurang semangat karena Valentino Rosi dengan Ducati nya masih ‘tertinggal’.  Gelaran F1 juga sedang menunggu hingga 28 Agustus di sirkuit Spa Belgia.  Jadi, EPL agaknya mampu mengisi semaraknya hiburan sport saat ini.    Puasa sepuluh hari terakhir ini, yang diisi dengan peningkatan kualitas peribadatan, diharapkan makin semangat dan bermanfaat sebagaimana gelaran EPL.  Penulis meyakini ada hubungan positif yang signifikan diantara fenomena EPL dan hikmah bulan puasa Ramadhan ini.