Pancasila: review the thought of Muhammad Yamin

Reopening the chronology regarding the birth of Pancasila, there were three original ideas to think about, which developed by the founding fathers of Indonesia. They are Muhammad Yamin, Prof. Supomo and Ir. Sukarno. The results of their thinking have been become as the ideal and constitutional basis of the unitary state of the Republic of Indonesia. This paper only describes an original idea of Muhammad Yamin, adopted from Wetik (2010). Insya Allah, the author will present a description of other founding fathers thought in the separate paper.

Patuh dan Berkarakter untuk Organisasi

workforceAda hal menarik yang disajikan dalam kompaskarier.com edisi sabtu 24 April 2010.  Tulisan itu menunjukkan banyak hal tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang anak buah, atau bawahan untuk menghadapi dan bekerjasama dengan atasan di dalam kerangka mengembangkan kompetensi dan sense of duty unit kerja.  Tulisan ini mencoba mengulas dan memperluas kolom tersebut dalam kaitan dengan pengembangan SDM dan meningkatkan produktivitas di bidang masing-masing.

Sri, aku gak wawoh (Sri, aku tidak mau berteman)

jeng sri ngontel

Artikel ini telah terbit di kompasiana

Dalam suatu diskusi kelompok suatu matakuliah, seorang mahasiswa namanya Sri, mempunyai pendapat yang brilian.  Sri memang memiliki kemampuan akademik yang menonjol, dan mampu menjelaskan materi diskusi dengan baik, disertai kronologi dan landasan konsep keilmuan.  Yang terjadi, suasana diskusi menjadi terbelah, sebagian menyetujui pendapat Sri, sebagian lainnya yang dimotori Kus menolak.  Kelompok pendukung Sri berada di atas angin karena didukung dosen fasilitator.  Diskusi akhirnya ditutup dengan menyisakan suasana dongkol di pihak pendukung Kus.

MENGAPA SISTEM?

sendiko dawuhAda suatu plesetan kurang lebih seperti ini. Bila suatu sistem dalam organisasi tidak berjalan, maka yang berlaku adalah sinten (siapa).  Sinten kemudian akan menentukan jalannya organisasi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.  Kekurangannya, biasanya berupa pinten (berapa) yang tentu saja tidak cukup sekali, tetapi pinten-pintenPinten inilah yang melahirkan permasalahan dalam organisasi, penyalahgunaan wewenang, korupsi dan lain sebagainya.  Pembaca tentunya paham dengan plesetan segitiga sistem-sinten-pinten tersebut.

Indahnya Keteraturan

Indahnya Keteraturan

Artikel ini telah terbit di blog kompasiana

Dalam salah satu bahasan matakuliah tentang pembangunan perkotaan, disajikan tiga tujuan (tempat) aktivitas, yakni rumah, tempat kerja, dan rekreasi.  Hubungan dan kompleksitasnya, misalnya populasi, jarak, konfigurasi wilayah, mode transportasi, atau sarana pendukungnya, tentu saja menjadi perhatian penting. Sudah tujuh tahun saya mengajar matakuliah itu. Saya baru menyadari ada hal penting yang saya lupakan.  Apa itu? Tepatnya adalah sikap dan perilaku manusianya.

Dosen Entrepreneur

Tantangan pengembangan pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi masih sangat besar.  Tantangan terbesar masih terletak pada mutu kurikulum dan tenaga kependidikan.  Kurikulum umumnya belum menemukan standar aspek psikomotorik untuk mengikuti perkembangan iptek dan permintaan industri atau masyarakat  Tenaga kependidikan, khususnya dosen, umumnya memiliki kemampuan terbatas sebagai entrepreneur.  Tulisan ini mencoba menguraikan karakter dosen kewirausahaan dan upaya mengembangkan kemampuan dosen tersebut.

Gorong-gorong

Artikel ini terbit di blog kompasiana

Ada tulisan menarik di Kompas, Sabtu, 21 November 2009, berjudul Manusia Gorong-gorong, Buat Air Lancar Mengalir.  Penulis mencoba mengurainya berikut.

Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran air (saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan, di bawah jalan, atau jalan kereta api (Wikipedia).  Ada dua fungsi gorong-gorong, pertama mengalirkan air, dan kedua sebagai jembatan.  Satu bangunan yang punya dua fungsi penting.

Pendidikan Kewirausahaan, Menuju Kemana?

Artikel ini terbit di website widyagama.

Pertumbuhan ekonomi dengan mengandalkan permintaan ekspor dan efisiensi industri telah banyak didiskusikan. Potensi yang belum tergarap adalah kekuatan internal kewirausahaan dan inovasi yang dilandasi iptek. Inovasi diibaratkan bahan bakar, sementara kewirausahaan adalah mesin. Keduanya menjadi sumber kesempatan kerja, pendapatan dan kesejahteraan.