UN, jangan takut

Gegap UN (Ujian Nasional) berulang setiap tahun.  Berulang pula kejadian, masalah, rumor dan fenomena di seputarannya, baik yang langsung maupun tidak langsung; yang terang atau remang-remang, yang biasa maupun luar biasa.  Semua ini, seperti diduga, akan hilang dengan sendirinya.. Semua orang melupakannya.  Sedihnya,  setiap tahun banyak kesalahan, persepsi keliru, perilaku konyol dan korban senantiasa berulang.  UN dianggap penting sekaligus segalanya.  Padahal semestinya UN hanyalah satu tahapan, sebuah proses, yang tidak perlu ditakutkan.

Man Jadda Wajada

Hari minggu siang, 4 Maret 2012, perhatian tertuju kepada TV berita swasta pada acara Kick Andy.  Di situ sedang tampil Hasanain Juaini, 47 tahun, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Haramain di Kabupaten Lombok Barat.  Ia adalah penerima penghargaan Ramon Magsaysay 2011.  Hasanain terpilih atas kepedulian terhadap masyarakat karena mengembangkan pendidikan pesantren, mempromosikan nilai-nilai kesetaraan gender, kerukunan beragama, pelestarian lingkungan, dan pengembangan kehidupan mahasiswa muda dan komunitas mereka.”  Sebelumnya, pada 2003 ia menerima penghargaan Medali Ashoka Internasional karena berperan sebagai Social Entrepreneur, yakni inovasi persoalan sosial, pluralisme, dan perspektif gender di pondok pesantren dan kehidupan Islam (Sumber Tempo)

(Dua tahun) tanpa empedu

Saat awal Februari 2012, kembali memori itu terbayang.  Memori perihal pengalaman yang luar biasa dua tahun yang lalu.  Hidup tanpa organ yang berfungsi melaksanakan pencernaan atau metabolisme tubuh.  Hidup tanpa empedu. Empedu itu diambil/diangkat karena fungsinya memang tidak berjalan semestinya, bahkan untuk menyelamatkan kehidupan.  Fenomena ini sesungguhnya biasa saja, karena banyak orang mengalami.  Bahkan banyak orang lain menderita sakit atau memiliki ketidak sempurnaan.  Allah memberikan cobaan dengan ketentuan yang dimilikiNya, sesuai kehendakNya.  Manusia sebagai hambaNya, hanya bisa menerima, mensyukuri atau mengambil hikmahNya.

Menulis (= berwirausaha) di Universitas

Habiburrahman El ShirazyTidak perlu diragukan lagi, menulis adalah berwirausaha.  Ini sangat jelas sekali.  Banyak penulis yang menggunakan segala ilmu, ketrampilan dan kemampuan lainnya sehingga memberi manfaat kepada banyak orang dan ia menikmati sebagai sumber kehidupannya.  Lihatlah mereka ini, Ahmad Fuadi, Andrea Hirata, Asma Nadia, Dewi “Dee” Lestari, dan Habiburrahman El Shirazy.  Ya, mereka hidup dari menulis.  Menulis untuk hidup, hidup untuk menulis.  Hidup yang penuh dengan nilai tambah.  Mereka juga entrepreneur.  Para wartawan adalah entrepreneur.  Tampilan Menteri BUMN pak Dahlan Iskan adalah entrepreneur sejati.  Mereka disebut penulis profesional. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Namun sesungguhnya menulis juga tidak mudah.  Sama susahnya dengan entrepreneur di bidang lainnya.

Tempe dan Pasar (Mall) Dinoyo

Jelas sudah kini, pasar Dinoyo memang akan berubah menjadi Mall.  Polemik perubahan pasar tersebut telah berlangsung cukup lama, sekitar tiga tahun.  Kini pasar Dinoyo, yang punya sejarah panjang itu, telah ditutup.  Pedagang ex pasar Dinoyo telah berpindah ke pasar penampungan di sekitar Merjosari, yang berjarak sekitar 1.5 km.  Berita perihal pasar Dinoyo mengingatkan penulis akan memori lama tentang hal-hal penting dalam kehidupan penulis.

Tiga kunci sukses Pep

Tulisan ini juga terbit di blog kompasiana

Siapapun mengenal Josep “Pep”  Guardiola. Ia adalah pelatih Barcelona yang meraih  penghargaan Ballon d’Or tahun 2011, suatu penghargaan untuk insan bola terbaik yang digelar Selasa (10/1/2012) di Zurich.  Kesuksesan Pep tersebut dibangun sejak usia muda.  Ini tentu menunjukkan kemampuan asah, asih dan asuh dalam dirinya seiring pembelajaran dalam kehidupan “dunia bola”. Ia pernah menjadi pemain yang lumayan sukses, antara lain  Barcelona, Brescia, Roma, Al-Ahli, dan Dorados, bermain 378 kali dan mencetak 17 gol.  Ia juga bermain di tim U-21 dan tim utama nasional Spanyol, sebanyak 47 kali dan mencetak 5 gol. Ia turut membawa Spanyol juara Olimpiade Barcelona 1992.  Kemampuan dan pengalaman itu membuatnya matang mengelola Barcelona.  Ia sukses mengelola klub kaya itu dengan tiga kunci, yaitu penguasaan teknik, sabar dan respek (rasa hormat).  Tiga kunci itu juga merupakan hal umum dalam manajemen organisasi umum.

Bila pecinta alam reuni

Kelompok pecinta alam adalah komunitas yang khas.  Mereka adalah sekumpulan orang yang peduli dengan alam dan lingkungan dan sangat dekat di antara sesamanya.  Karena itu ketika ada momen tertentu untuk bertemu, maka mengalirlah hasrat dalam jiwa raga untuk segera bertemu.  Ini akan terjadi meskipun tidak aktif lagi sebagai pecinta alam, dengan kata lain sebagai alumni.  Daya tarik dan dorong bertemu menyampaikan hasrat terikat dengan alam begitu kuat menembus hambatan jarak, kesibukan dan kesempatan lainnya.  Itulah yang kira-kira terjadi dengan bertemunya para pecinta alam yang tergabung Widyagama Pecinta Alam (Wigapala) Universitas Widyagama Malang, dalam momentum Diklatsar Wigapala di Ranupane tanggal 7 hingga 11 Januari 2012.