Tiga Pesan Penting IKAL45

Tulisan ini telah terbit di kompasiana.  Berisi pesan dari IKAL45.  Wahai saudara-saudaraku IKAL45, mohon maaf saya tidak bisa hadir dalam reuni dan halal bi halal.  Sebenarnya sudah rindu dengan kebersamaan IKAL45.  Saya memang tidak pernah berkumpul formal sejak perpisahan.  Saya catat Tiga Pesan Penting: Kompak, Profesional, Tidak Korupsi.   Berikut laporan dari saudaraku Cahyadi Takariawan.  Pak Cah, matur nuwun informasinya

Sore hingga malam ini tadi, Rabu 14 September 2011, saya menghadiri acara “Halal bi Halal” (HBH) yang dilaksanakan oleh Ikatan Alumni Lemhannas RI (IKAL) XLV, di Penang Bistro Kebon Sirih. Adapun IKAL XLV (baca : Ikal 45) adalah organisasi yang dibentuk untuk mewadahi para alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLV yang telah berlangsung tahun 2010 kemarin selama 9,5 (sembilan setengah) bulan di kampus Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) RI, Jakarta.

Puasa, 17 Agustus dan Perubahan

Tulisan ini telah terbit di blog kompasiana.

Pada tahun ini, 17 Agustus 2011 akan bertepatan dengan hari Rabu 17 Ramadhan 1432 H.  Momentum yang sama akan terjadi lagi 65 tahun akan datang, yakni pada 17 Agustus 2076 yang sama dengan hari Senin 17 Ramadhan 1499 H.  Mengenang puasa dan peringatan 17 Agustus memiliki makna dalam banyak hal.  Makna tersebut adalah perjuangan bangsa ini dalam mengupayakan dan menuntaskan permasalahannya.

KEPEMIMPINAN VISIONER DAN REFORMASI BIROKRASI

Tulisan ini telah terbit di Majalah Perencanaan Pembangunan Bappenas, tahun 2010 edisi 3 hal 2-5

Di dalam lingkungan globalisasi terjadi interkoneksi pengaruh dari faktor-faktor politik, teknologi, budaya dan ekonomi.  Hal itu difasilitasi oleh dominasi kemajuan peningkatan komunikasi dan teknologi sedemikian rupa sehingga menghasilkan uncertainty, complexity dan competition (Silalahi, 2010). Memperhatikan perkembangan globalisasi tersebut, maka kepemimpinan nasional harus mempunyai pandangan jauh ke depan atau mempunyai visi jelas, yang mampu menjangkau ketidak menentuan dalam lingkungan yang cepat berubah.  Kepemimpinan nasional tersebut memerlukan suatu sistem[1] manajemen nasional (Sismennas) untuk menjalankan mekanisme siklus penyelenggaraan negara dan dapat menggerakkan seluruh tatanan untuk mengantisipasi perubahan dan mendukung keberlangsungan kehidupan nasional

Berjiwa Terang

Di dalam menjalani kehidupan, senantiasa ada tantangan.  Tantangan memberikan sinyal kepada manusia untuk menyiapkan antisipasi atau strategi menyelesaikan tantangan.  Ada kalanya manusia gagal menghadapi tantangan, sebaliknya ada yang berhasil merubah tantangan menjadi peluang dan bahkan memperoleh manfaat dan keuntungan.   Tidak semua orang dan memang tidak mudah menghasilkan manfaat di dalam menghadapi tantangan.

Ujian …. (lagi)

Baru saja penulis mengikuti ujian.  Ujian ini sejenis ujian tesis S2 atau disertasi S3, yang diselenggarakan oleh Lemhannas sebagai bagian akhir Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 45 tahun 2010.  Ada seratus peserta yang mengikuti ujian ini.  Yang diujikan adalah perihal penguasaan kertas karya perorangan (Taskap) yang sudah kami tulis sebelumnya.  Hasilnya, Alhamdulillah..  kami lulus semua.  Tulisan ini menguraikan makna seputar ujian yang senantiasa dihadapi oleh umat manusia.

Saya bukan ahlinya

BudionoBarangkali sudah banyak yang mengetahui siapa Budiono.  Pak Bud, begitulah panggilan beliau sebagai wakil presiden (Wapres).  Pak Bud sempat menjadi kontroversi saat diminta SBY menjadi calon wapres pada tahun 2009.  Budiono tidak pantas menjadi Cawapres karena dianggap tidak berkeringat dibanding orang-orang parpol.  Pada saat yang sama orang mulai mengenal Budiono lebih dalam, sosoknya yang bersahaja dan sangat sederhana, tutur katanya halus dan santun terhadap siapa saja.  Memang agak aneh, sekaliber beliau yang pernah menjadi menteri keuangan, kepala Bappenas, atau gubernur bank Indonesia, tidak banyak orang mengenalnya.

SDM APARATUR?

Aparatur negara[1] adalah unsur penting dalam penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan nasional.  Dalam sistem manajemen nasional (Sismennas), aparatur negara menempati posisi Tata Laksana Pemerintahan (TLP).  TLP dan Tata Administrasi Negara (TAN) merupakan Tatanan Pengambilan Keputusan Berkewena-ngan (TPKB), bagian penting di dalam menerima masukan dari Infrastruktur (Tata Politik Nasional, TPN) dan Substruktur (Tata Kehidupan Masyarakat, TKM), dan mengolah menjadi produk kebijakan (peraturan perundangan) sebagai landasan penyelenggaraan pembangunan (Pokja Sismennas, 2010).

Pendidikan dalam Otonomi?

Pembangunan bidang pendidikan adalah bagian dari upaya-upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang Negara Republik Indonesia (UUD NRI 1945).  Pasal 31 Ayat 5 UUD NRI 1945 (Amandemen ke-4) menyatakan bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.