Mengenang Pak Sugeng yang Sumeleh

Mengenang Pak Sugeng yang Sumeleh

Saya masih tidak percaya.  Benar-benar tidak percaya ketika mendengar berita duka itu pada hari Minggu malam (tanggal 11 Desember 2016).  Di group WA tertulis berita duka, pak Sugeng Pambudi, kepala…
Umroh dan Keikhlasan

Umroh dan Keikhlasan

Suatu hari penulis dikonfirmasi oleh seorang teman. Katanya: "Sing penting ikhlas, mari kabeh". Dalam bahasa Indonesia artinya dengan bersikap ikhlas, maka sesungguhnya semua masalah kehidupan akan selesai. Kata itu benar-benar…

Hijrah dan Ilmu

1 Muharram menjadi momentum penting agama Islam.   Ini merupakan momentum peringatan hijrahnya nabi Muhammad saw atas perintah Allah, dari sebelumnya di kota Mekah berpindah ke Madinah.  Kota Mekah sangat dicintai…

Ayo bekerja, menatap masa depan

Tulisan ini telah terbit di kompasiana Tuntas sudah ajang pilpres, selesai sudah bulan ramadhan dan lebaran.  Kita patut bersyukur semuanya telah berlangsung aman, lancar dan dinamis.  Kini, yang ada di…

Berpikir aneh

Sebastian Vettel telah memenangkan juara dunia ajang F1 tahun 2011, kendati masih menyisakan empat balapan hingga akhir musim.   Ia memegang rekor termuda menjadi juara dunia dua kali berturut-turut, memecahkan rekor lama yang dipegang Schummy.  Hingga balapan ke lima belas di Suzuka, Jepang, ia telah memenangi 9 balapan. Tulisan ini tidak berkehendak mengulas perihal balapan F1.  Tetapi mencoba melihat sisi lainnya, dengan mengutip kata-kata Vetel: ”Saya pikir, ketika kita mulai berpikir terlalu banyak, apalagi yang di luar kendali kita, maka biasanya yang kita inginkan justru terlepas.  Dan itu salah.  Aku tidak mau berpikir aneh-aneh” (Jawapos, 7 Oktober 2011) .  Pernyataan Vettel itu disampaikan ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang peluangnya memenangi balapan musim ini.