MERAJUT NUSANTARA

taufiq kiemasSuatu saat penulis mengikuti pengajian, pengajian rutin Selasa Malam di masjid Sabilillah kota Malang.  Sebagaimana biasanya, pengajian didahului dengan bacaan istighosah.  Namun kali itu, pak kiyai memberi tambahan doa untuk almarhum Taufik Kiemas.  Selesai doa, pak Kiyai menjelaskan peran pak Taufiq dalam kehidupan kebangsaan.  Kita semua paham, profil beliau sejak menjadi ketua MPR dalam menegakkan empat pilar bangsa, yakni Pancasila, UUD NRI, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.  Ini adalah nilai lebih almarhum dibanding ketua MPR sebelumnya.  Almarhum pantas dihargai jasa-jasanya.

Pancasila dan kualitas SDM

Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan telah membudaya di dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.  Nilai-nilai itu tertanam dalam hati, tercermin dalam sikap dan perilaku serta kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Dengan perkataan lain, Pancasila telah menjadi cita-cita moral bangsa Indonesia, yang mengikat seluruh warga masyarakat baik sebagai perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa (Poespowardojo dan Hardjatno, 2010a).   Namun demikian nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara harus diimplementasikan sebagai sumber dari semua sumber hukum dalam negara dan menjadi landasan bagi penyelenggaraan negara.

Edisi Cetak Ulang, Pembangunan Wilayah

Penulis bersyukur akhirnya buku edisi cetak ulang Pembangunan Wilayah diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta (ISBN 979-3330-90-2).  Meski namanya Edisi Cetak Ulang, namun revisi buku dibanding cetakan pertama sangat-sangat signifikan.   Pengalaman penulis mengikuti pendidikan Lemhannas sangat bermakna menambah substansi konsep dan empirik pembangunan wilayah.  Sebagian dari substansi itu berasal dari  tugas akhir di Lemhannas tahun 2010, yang berjudul  PENINGKATKAN NASIONALISME DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH GUNA PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN DALAM RANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL (Judul Taskap).

Buku ini terdiri dari 15 bab dengan 432 halaman, bertambah 3 bab dari edisi sebelumnya.  Penulis sendiri sudah tidak memiliki stok buku yang lama, dan lupa-lupa ingat bentuk dan gambarnya.   Buku baru ini memang memberi kesan sangat tebal, sebagaimana layaknya buku referensi (lihat daftar isi).   Semoga bermanfaat sesuai tujuannya, yakni sebagai materi pembelajaran pada program S1, S2 atau S3; serta memperkaya konsep keilmuan pembangunan wilayah.  Berikut ini penulis berikan kata pengantar dari buku edisi cetak ulang tersebut.

Selamat jalan, Kolonel Pok

Pada tanggal 11 Agustus 2012, meski hari Sabtu, aktivitas berjalan seperti biasa.    Di kampus sedang ada seleksi beasiswa untuk mahasiswa baru Universitas Widyagama Malang 2012/2013.  Penulis menunggu proses seleksi hingga selesai.  Kemudian, penulis pulang dan tiba di rumah sekitar jam 14.30.  Di rumah, penulis segera posting berita tentang seleksi beasiswa.  Ketikan jari sebelas terus menyambung kata demi kata untuk merangkai berita dilengkapi gambar dari kamera.  Penulis juga membuka facebook (FB), dan berita dotcom.  Setelah edit redaksional, posting dipublish dan dishare di FB.

Tidak ada yang aneh hingga saat itu.  Status FB biasa-biasa saja hingga mata terbelalak dari sebuah status seorang kawan .. Rest in Peace.  Yang benar saja, ini .. berita duka, pikir penulis.  Sangat sulit dipercaya.. tertulis Rest in Peace Pok, status tersebut dilengkapi foto empat ibu mengapit seorang pria.  Foto pria itu,.. penulis sangat kenal, ia adalah Pok.  Wajahnya sangat khas Indochina dengan mata sipit.  Badannya setinggi 175 cm dengan postur ramping sebagaimana umumnya tentara. Nama lengkapnya Seangaroon Armonthawonsakul, seorang tentara AD Thailand dengan pangkat kolonel.  Ia adalah teman saat sama-sama pendidikan Lemhannas tahun 2010.  Rasa penasaran masih muncul.

(Dua tahun) tanpa empedu

Saat awal Februari 2012, kembali memori itu terbayang.  Memori perihal pengalaman yang luar biasa dua tahun yang lalu.  Hidup tanpa organ yang berfungsi melaksanakan pencernaan atau metabolisme tubuh.  Hidup tanpa empedu. Empedu itu diambil/diangkat karena fungsinya memang tidak berjalan semestinya, bahkan untuk menyelamatkan kehidupan.  Fenomena ini sesungguhnya biasa saja, karena banyak orang mengalami.  Bahkan banyak orang lain menderita sakit atau memiliki ketidak sempurnaan.  Allah memberikan cobaan dengan ketentuan yang dimilikiNya, sesuai kehendakNya.  Manusia sebagai hambaNya, hanya bisa menerima, mensyukuri atau mengambil hikmahNya.

Tiga Pesan Penting IKAL45

Tulisan ini telah terbit di kompasiana.  Berisi pesan dari IKAL45.  Wahai saudara-saudaraku IKAL45, mohon maaf saya tidak bisa hadir dalam reuni dan halal bi halal.  Sebenarnya sudah rindu dengan kebersamaan IKAL45.  Saya memang tidak pernah berkumpul formal sejak perpisahan.  Saya catat Tiga Pesan Penting: Kompak, Profesional, Tidak Korupsi.   Berikut laporan dari saudaraku Cahyadi Takariawan.  Pak Cah, matur nuwun informasinya

Sore hingga malam ini tadi, Rabu 14 September 2011, saya menghadiri acara “Halal bi Halal” (HBH) yang dilaksanakan oleh Ikatan Alumni Lemhannas RI (IKAL) XLV, di Penang Bistro Kebon Sirih. Adapun IKAL XLV (baca : Ikal 45) adalah organisasi yang dibentuk untuk mewadahi para alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLV yang telah berlangsung tahun 2010 kemarin selama 9,5 (sembilan setengah) bulan di kampus Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional) RI, Jakarta.