Mengajak mahasiswa menulis ala Jawapos
Mengajak orang lain menulis
Menulislah, .. apa saja…

Perihal tulis menulis ini banyak ragam dan dinamikanya, serta dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Menulis bisa dilihat sebagai kebutuhan,… bagi orang yang membutuhkan. Ada juga yang menulis untuk sekedar memuaskan hati, menghabiskan waktu, atau karena hobi. Tapi ada juga yang memandang, menulis itu dapat didelegasikan, sehingga biar dikerjakan oleh orang lain saja. Mereka ini hanya menjadi penonton atau pembaca saja… atau bahkan mereka ini jarang membaca.
Perihal menulis dan mengedit …

Penulis sering mendapat tugas mengoreksi atau mengedit naskah yang ditulis oleh orang lain. Tugas ini cukup menyita perhatian. Penulis pernah mengedit tujuh naskah dalam waktu singkat, dan belum memiliki format yang baku. Karenanya, naskah cenderung bebas mengikuti gaya dan persepsi penulisnya. Cara menulis kalimat jauh dari kaidah ejaan yang benar (silakan download disini). Penulis benar-benar ‘berkeringat’ dan akhirnya merombak naskah, bahkan ada yang sedikit menambahkan materi substansi agar tulisan menjadi utuh, nyambung dan bermakna. Padahal, penulis punya kecenderungan mengedit secara longgar, dan cenderung menghargai improvisasi penulisnya. Tugas seperti ini sudah sering terjadi, dan Alhamdulillah penulis menikmatinya.
Mengapa harus ngeblog?
Ngeblog adalah suatu aktivitas menulis, berkreasi menulis atau berbagi tulisan di suatu blog. Adapun para aktivis atau penulis blog disebut sebagai Blogger. Blogger telah menjadi trending, atau suatu identitas baru yang menjadi kebanggaan pribadi para penulis blog. Pertanyaannya: Mengapa harus ngeblog? Hal itu disampaikan oleh banyak orang. Pertanyaan secara halus, misalnya: “Saya sudah bisa email, FB, sms, dan berhubungan dengan kawan-kawan di lain tempat. Rasanya itu sudah cukup, mengapa perlu ngeblog atau mendisain website sendiri? Adapun pertanyaan yang teramat jelas, misalnya, biar itu dikerjakan oleh operator, saya bisa bayar mereka untuk membuat blog? Pertanyaan seperti itu memang wajar. Dan memang semua sedang mengalami proses. Ibarat orang inginnya nonton bola layaknya pertandingan Persija vs Arema, tapi masalahnya ini hanya turnamen tarkam (antar kampung). Dan celakanya penonton keburu negative thinking, padahal dalam turnamen tarkam pun ada pemain sekualitas Noh Alamshah (mantan Arema, sekarang di Persib Bandung).
WordPress Tutup?
Tulisan ini telah terbit di blog Kompasiana
Hari ini penulis sedikit kuatir, karena mendengar ada berita bahwa Wikipedia.org dan wordpress.com/.org melakukan “blacking out” untuk membuktikan ancamanya menolak dan melawan Stop Online Piracy Act (SOPA) dan the Protest Intellectual Property Act (PIPA).
Usia Muda, Jangan Takut
Tulisan ini dapat dibaca di blog kompasiana.
Usia muda memang harus energik. Betapa tidak, hanya usia muda yang punya fisik kuat dan mumpuni. Usia muda memungkinkan mobilitas tinggi relatif tanpa kendala. Saat SMA, semangat tersebut diperlukan untuk memulai aktualisasi diri. Saat mahasiswa, idealisme mulai terbangun beriringan dengan pembelajaran dan kedalaman pemikiran. Saat awal-awal menikah, semangat dan idealisme diarahkan dan dikonsolidasikan dengan pasangan hidup untuk menata masa depan menuju keberkahan. Di saat usia empat puluhan, beberapa orang dengan semangat usia muda masih saja trengginas. Namun yang seperti ini tidak banyak. Kendala mobilitas dan idealisme mulai menurun (bukan mlempem) karena memiliki pertimbangan lebih komplek, misalnya faktor kesehatan, anak, dan alasan waktu.