Menanam Terumbu Karang di Kondang Merak
SERBA-SERBI IDUL ADHA 2012/1433H
Hari raya Idul Adha 1433H kali ini memberikan memori dan kesan berbeda. Banyak faktor sehingga hari raja haji ini selalu menarik. Ada kecenderungan kehidupan keagamaan yang makin baik di dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari tingginya minat berhaji, atau peningkatan jumlah hewan kurban. Ini juga berkaitan dengan kemajuan pembangunan ekonomi dan teknologi informasi. Serba-serbi Idul Adha dikemukakan berikut.
Halal bi halal Widyagama
Bapak, ibu, saudara dan hadirin yang kami hormati
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia, kesehatan dan kenikmatan sehingga kita dan keluarga dapat menjalani kehidupan dengan penuh berkah. Rasa syukur telah menjalankan tugas, kewajiban dan amanah di bidangnya masing-masing.
Hadirin/pembaca yang Kami hormati,
Kita semua sudah berupaya menjalankan tugas sekuat tenaga, dalam suka dan duka, untuk memberikan yang terbaik bagi lembaga ini. Kami menyaksikan para dosen berlomba-lomba menunjukkan kinerja tridarma perguruan tingginya. Kami melihat para mahasiswa bekerja bersama-sama mengembangkan potensinya meningkatkan kemampuan akademik dan softskill. Kami mengamati karyawan saling bahu membahu memberikan layanan sebaik-baiknya. Syukur alhamdulillah, kita dapat meraih prestasi membanggakan di tingkat nasional, antara lain di bidang penelitian, kemahasiswaan dan tata kelola. Predikat Unggulan terus kita pertahankan.
Berlebaran dengan aman dan indah
Mengakhiri bulan Ramadhan ini dengan baik, aman dan indah sebagaimana tuntunan Allah, sangat didambakan semua muslim. Setiap muslim mendambakan predikat mutaqqin, terlepas dari belenggu-belenggu dunia, dan terbebas dari siksaan api neraka. Seorang yang muttaqin adalah orang yang telah menjiwai nilai-nilai kebenaran, dan setiap perilakunya menunjukkan realisasi keimanan dan moralitas yang tinggi. Ia telah melalui proses ibadah puasa dan ibadah lainnya hanya untuk Allah sekaligus telah memberi makna dalam kehidupan sosialnya. Manusia dengan jiwa yang bersih, sebagaimana kembali ke asal saat penciptaan manusia. Berlebaran yang dilandasi ketaqwaan akan menghasilkan manfaat individual dan sosial yang nyata, aman dan indah.
Edisi Cetak Ulang, Pembangunan Wilayah
Penulis bersyukur akhirnya buku edisi cetak ulang Pembangunan Wilayah diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta (ISBN 979-3330-90-2). Meski namanya Edisi Cetak Ulang, namun revisi buku dibanding cetakan pertama sangat-sangat signifikan. Pengalaman penulis mengikuti pendidikan Lemhannas sangat bermakna menambah substansi konsep dan empirik pembangunan wilayah. Sebagian dari substansi itu berasal dari tugas akhir di Lemhannas tahun 2010, yang berjudul PENINGKATKAN NASIONALISME DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH GUNA PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN DALAM RANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL (Judul Taskap).
Buku ini terdiri dari 15 bab dengan 432 halaman, bertambah 3 bab dari edisi sebelumnya. Penulis sendiri sudah tidak memiliki stok buku yang lama, dan lupa-lupa ingat bentuk dan gambarnya. Buku baru ini memang memberi kesan sangat tebal, sebagaimana layaknya buku referensi (lihat daftar isi). Semoga bermanfaat sesuai tujuannya, yakni sebagai materi pembelajaran pada program S1, S2 atau S3; serta memperkaya konsep keilmuan pembangunan wilayah. Berikut ini penulis berikan kata pengantar dari buku edisi cetak ulang tersebut.
Posting ke 100: Blog Widyagama (Baru)
Bila pecinta alam reuni
Kelompok pecinta alam adalah komunitas yang khas. Mereka adalah sekumpulan orang yang peduli dengan alam dan lingkungan dan sangat dekat di antara sesamanya. Karena itu ketika ada momen tertentu untuk bertemu, maka mengalirlah hasrat dalam jiwa raga untuk segera bertemu. Ini akan terjadi meskipun tidak aktif lagi sebagai pecinta alam, dengan kata lain sebagai alumni. Daya tarik dan dorong bertemu menyampaikan hasrat terikat dengan alam begitu kuat menembus hambatan jarak, kesibukan dan kesempatan lainnya. Itulah yang kira-kira terjadi dengan bertemunya para pecinta alam yang tergabung Widyagama Pecinta Alam (Wigapala) Universitas Widyagama Malang, dalam momentum Diklatsar Wigapala di Ranupane tanggal 7 hingga 11 Januari 2012.