Karakter spiritual dosen

Membangun karakter seorang dosen yang profesional dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan.  Bisa saja seorang dosen menggunakan pendekatan bekerja keras, misalnya dengan bekerja sepanjang waktu untuk memanfaatkan berbagai peluang sehingga ia berhasil menunjukkan kinerja optimal.  Ia melakukan pekerjaan dengan persiapan yang matang, detil dan sempurna.  Energi positif mengisi hari-harinya dengan jadwal padat, misalnya mengajar, menulis karya ilmiah, survei ke lapangan, bekerja di lab, pergi seminar atau ketemu kolega di tempat lain.

Dosen lain menggunakan pendekatan disiplin, yakni dengan membuat komitmen tertentu mendisiplinkan diri, untuk mencapai target-target tertentu.  Komitmen itu dijalani dengan jadwal dan pelaksanaan yang ketat, termasuk mendisiplinkan lingkungannya sehingga dosen dapat bekerja secara optimal.   Ia tahu mana saatnya harus mengajar, menulis, meneliti atau menemui koleganya.

Apapun pendekatan tersebut yang dipilih tergantung kehidupan dosen dan keluarganya, budaya organisasi PT, sumberdaya pendukung dan orang-orang disekelilingnya.  Namun yang terpenting adalah kesungguhan dari pribadi dosen tersebut.  Sejauh mana ia dapat dengan konsisten menjalaninya, mengambil manfaat dan hikmah, serta memberi manfaat bagi orang sekelilingnya.  Harus diakui, bahwa seorang dosen yang bekerja dan memberi manfaat kepada lingkungannya, kepada organisasi PTnya, bagi mahasiswa dan untuk keluarganya, maka akan memberi jaminan keberlanjutan bagi profesi dosen tersebut.  Dosen tersebut akan dihargai oleh orang-orang sekelilingnya, dan mereka akan mendukung sepenuhnya dosen tersebut menjalankan profesi.

Prof Norman Mariun, berdiskusi di Universitas Widyagama Malang
Prof Norman Mariun di Universitas Widyagama Malang

Tulisan ini akan memberikan sudut pandang dan pendekatan yang lain, yang dapat dipilih oleh seorang dosen untuk menjalankan profesinya.  Tulisan ini berangkat dari pengalaman orang lain, yang juga sukses berkarier sebagai dosen.  Penulis mengenal profil dosen ini melalui kegiatan dakwah, yakni Prof. Norman Mariun, dari Universiti Putra Malaysia (UPM), Serdang, Kuala Lumpur, Malaysia.  Ia mengatakan bahwa seorang dapat menjalankan fungsinya sebagai dosen, kewajibannya sebagai muslim, sekaligus meneladani Rasulullah, sehingga Insya Allah menjadi pribadi yang senantiasa dirahmati Allah SWT.

Fisik, mental dan spiritual

Seorang dosen harus menjalankan fungsi yang optimal secara fisik, mental dan spiritualFisik yang sehat diperlukan untuk mendukung aktivitasnya secara disiplin.  Badan sehat untuk bekerja sejak pagi, siang, bahkan hingga malam hari; di berbagai aktivitas kegiatan misalnya di kantor, laboratorium, ruang kuliah atau ujian, survei lapangan, seminar; di berbagai tempat di negeri atau di luar negeri.  Agar stamina terjaga, maka dosen menjalankan kehidupannya dan berperilaku hidup sehat.  Dosen harus mampu membagi waktu, menyeimbangkan kegiatan antara berpikir, bekerja, beribadah dan berolahraga.  Ia dapat membedakan mana kegiatan produktif yang harus dijalankan, dan menolak kegiatan yang tidak bermanfaat atau merusak kesehatannya.   Dosen perlu memerinci kerja harian secara nyata, misalnya membaca empat jam sehari, menulis tiga jam sehari, memperbaiki materi pembelajaran satu jam sehari, relaksasi dan olah raga satu jam sehari dan beribadah dua jam sehari.  Sebaiknya para dosen menghindari hal-hal yang tidak produktif, seperti berbicara tanpa arah dan menghabiskan waktu tanpa hasil.  Melakukan hal yang tidak produktif, akan membawa psikologi dan jiwa yang tidak sehat, energi negatif dan menghasilkan fisik yang tidak optimal.

Prof Norman Mariun, bersama sivitas akademika Universitas Widyagama Malang
Prof Norman Mariun, bersama sivitas akademika Universitas Widyagama Malang

Kedudukan dan peran kehidupan keluarga sangat penting mendukung kesehatan seluruh anggota. Keluarga dapat memberikan kebahagiaan dan ketenangan untuk bekerja.  Keluarga harus menjaga asupan gizi sesuai kemampuan dan kesehatan seluruh anggota keluarga.  Keluarga yang sehat, harmonis dan penuh cinta akan menjaga kesehatan para dosen.  Sebaliknya, dosen yang sehat dan produktif akan memberi manfaat bagi keluarganya.

Mental yang kuat berkaitan dengan kesadaran diri, kemampuan belajar, motivasi, ketangguhan, dan kemampuan komunikasi untuk meningkatkan fungsinya sebagai dosen.   Mental yang kuat dapat dicerminkan dari kemampuan berpikir jernih, positif, dan komprehensif.  Profesi dosen sesungguhnya begitu mulia.  Profesi ini menjadi ladang amal dan pengembangan ilmu untuk mendidik generasi muda, menanam akhlak dan membangun peradaban.  Seorang dosen adalah juga seorang guru (ustadz atau ustadzah).  Ia dianugerahi dan diberi amanah mendidik mahasiswa, yang juga merupakan santri-santri, yang menjadi pewaris ilmu untuk generasi berikutnya.

Kemuliaan menjadi pendidik dan konsisten dengan profesinya, Insya Allah mendapatkan balasan kasih sayang Allah di dunia maupun akhirat.   Karenanya dosen harus bermental kuat, mau berjuang menekuni profesinya menjauhkan dari godaan profesi lain atau peluang lain.  Ia akan berusaha sekuat tenaga memperoleh tantangan baru, memperbarui materi pembelajaran, menulis buku ajar, mencoba skim riset yang baru, dan menulis karya publikasi ilmiah.  Tantangan menjadi dosen memang berat, antara lain kehidupan materialistik dan hedonis.  Dosen yang tidak tangguh dan loyo biasanya ditandai dengan kebiasaan mengeluh, pesimis, berperilaku jangka pendek, dan pragmatis.  Penulis kagum dengan seorang kawan yang dengan berani menolak ajakan mengerjakan proyek pemerintah, dan lebih memilih kegiatan riset dari Dikti.  Ada dosen lain juga berani menolak tawaran menjadi caleg.

Seorang dosen harus memiliki spiritual yang kuat dan benar.  Sesuai agama dan keyakinannya, dosen harus menjalankan ibadah dan mengimplementasikannya ke dalam kehidupan secara positif, dan memberi manfaat (atau transfer knowledge) kepada orang-orang sekelilingnya.  Bagi dosen muslim, ia harus memahami AlQuran, mencintai Rasulullah, meneladani perilaku sahabat serta para ulama.  Spiritual yang baik memandu seorang dosen menjalankan tugas secara benar, produktif serta sesuai kaidah-kaidah akademik dan syariat agama.  Apa yang menjadi kewajiban atau tugas, selalu didasari atas niat ibadah untuk menegakkan agama, dan mengamalkan ilmu.  Seperti telah dikemukakan sebelumnya, dosen adalah seorang pendidik dan ustadz.  Profesi mulia ini dapat mengangkat derajad seorang dosen seperti para ustadz, kiyai atau pengasuh di pondok pesantren.   Dosen tidak perlu lagi mencari-cari santri.  Di hadapannya adalah para mahasiswa dan dapat menjadi ladang dakwah perihal keilmuan agama, ilmu pengetahuan dan teknologi.  Nilai-nilai agama dapat menjadi sumber nilai pendidikan karakter untuk pembelajaran mahasiswa.   Dosen yang melakukan survei atau seminar di tempat lain, juga dapat melaksanakan dakwah.

Spiritual yang benar juga menjadi rambu-rambu penegakan norma dan etika akademik seorang dosen dalam komunikasi akademik, hubungan kolegial, dan hubungan kelembagaan.  Dosen akan melangkah dan bekerja secara terbuka, dapat dikenali oleh lembaga dan koleganya.  Misalnya, seorang dosen memiliki perencanaan kegiatan semesteran yang jelas.  Ia menyusun rencana pembelajaran dan melaporkan kepada team teaching dan program studi.  Saat melakukan penelitian atau survei, maka kegiatannya melibatkan kolega dan secara sah diketahui oleh jurusan.  Hasil publikasi dosen disampaikan kepada kolega, program studi atau perpustakaan.  Demikianlah, aspek spiritual dosen akan memandu seorang dosen menjadi pribadi yang berakhlak mulia, dan memberi manfaat kepada kolega dan lembaganya.  Perilaku ini akan mencegah  pelanggaran norma dan etika akademik seperti plagiarism atau perilaku kecurangan akademik lainnya.

Perlunya menyusun jadwal

Diantara berbagai upaya meningkatkan fungsi dosen, salah satunya adalah dengan menyusun jadwal dan disiplin menjalankannya. Waktu 24 jam sehari perlu dialokasikan secara proporsional untuk bekerja dan beribadah. Dosen wajib hadir setiap hari di kantor, dengan jam kerja rata-rata 8 jam sehari agar secara penuh menjalankan fungsinya.  Setiap dosen perlu menyusun jadwal dan disampaikan secara jelas agar dapat dibaca oleh orang lain. Jadwal dapat disusun secara harian, mingguan atau bulanan. Jadwal memuat waktu, aktivitas, tempat, dan orang atau instansi yang terlibat. Aktivitas yang dapat dicantumkan dalam jadwal meliputi tridarma PT, kegiatan kelembagaan lain, sosial keagamaan, atau kegiatan lain. Jadwal itu ditempel di ruang kerja dosen, disertai nomer kontak seperti no handphone, email, blog, twitter, atau whatsapp.  Bila memiliki bog, maka jadwal mengajar dapat diupload atau diposting di blog dosen.  Nomer kontak akan memudahkan orang-orang yang berkepentingan berkomunikasi dengan dosen, atau membuat appoinment atau program tertentu.

Penulis pernah berhubungan dengan orang-orang yang super sibuk, namun dapat berjalan dengan baik.  Di antara mereka menduduki jabatan puncak di organisasi atau PTnya.  Itu semua dapat berjalan karena beliau-beliau membuat jadwal yang jelas, misalnya mengajar, menguji, seminar di luar kota atau luar negeri.  Mereka mudah dihubungi melalui email, sms, atau whatsapp.  Yang menarik di antara mereka menampilkan kegiatan khusus di jadwal antara lain (ini contoh saja) kegiatan menulis pada jam 12.30 hingga 14.00, menerima konsultasi mahasiswa antara jam 14.00 hingga 17.00, mengikuti pengajian antara Maghrib hingga Isha, pergi berdakwah tiga hari setiap bulan.  Ada juga… bahkan yang secara jelas memasang jadwal liburan akhir tahun dan tidak mau dihubungi.

Bagi seorang dosen, memasang jadwal di ruang kerja adalah kewajiban.  Apapun dan bagaimanapun jadwal tersebut menunjukkan komitmen, kepastian dan kesediaan dosen membuka komunikasi dan  memberikan layanan sebaik-baiknya kepada mahasiswa atau kepentingan kelembagaan.  Ini makin penting bila dosen tersebut menduduki jabatan (manajemen) struktural kampus.  Menuliskan jadwal waktu terkesan seperti membatasi diri, menyulitkan, tidak nyaman dan tidak enak bagi diri sendiri.  Kesan itu harus dihapus.  Menuliskan jadwal justru untuk memberi manfaat kepada orang lain, dan untuk perencanaan dan pengendalian dosen itu sendiri.    Penulis sering mengalami, bekerja tanpa jadwal yang jelas, justru berakibat merugikan… karena waktu akan cepat berlalu tanpa output kinerja yang jelas.  Setiap hari selalu ada rapat,.. yang terkadang kurang efektif, berlama-lama, hanya mewadahi kepuasan peserta rapat menyampaikan pendapatnya.  Bekerja seperti ini sangat tidak optimal. Bekerja di bidang administratif tidak akan ada habisnya.  Karena itu, dosen pejabat harus mengendalikan diri untuk memelihara kehidupan akademiknya melalui penjadwalan dan disiplin yang ketat.  Koordinasi dan komunikasi dapat menggunakan alternatif teknologi misalnya telefon, email, sms, atau Whatsapp.  Semua pihak harus diberi pemahaman bahwa inti bekerja adalah pada eksekusi keputusan, pelaksanaan dan pengendalian.  Rapat harus dibatasi, rapat harus seminimal mungkin.  Intinya harus bekerja, bekerja dan bekerja berdasarkan ketentuan dan prosedur yang telah disepakati.  Karenanya setiap orang harus duduk, membaca dan memahami prosedur yang menjadi tugasnya masing-masing. Bila prosedur belum tersedia, maka setiap orang harus mencoba menuliskan apa yang menjadi prosedur kerjanya, dan bagaimana menyelesaikannya secara bertanggungjawab.

Dosen wajib membuat jadwal di luar kegiatan mengajar, misalnya menuliskan jadwal konsultasi akademik dengan mahasiswa, membuat proposal, pergi seminar, kerja laboratorium, menulis karya atau publikasi ilmiah.  Beberapa dosen juga memiliki jadwal pengajian.  Langkah ini akan menjadi teladan kedisiplinan bagi dirinya sendiri atau mahasiswa.   Mahasiswa dapat menyesuaikan diri dengan jadwal dosen, memiliki jadwal bimbingan skripsi atau akademik yang pasti, dan fokus mempercepat studinya.  Sebagian mahasiswa juga dapat mengikuti dakwah dosen tersebut. Mahasiswa akan bangga dengan dosen tersebut dan tentu bangga pula kepada Universitasnya. Terlebih, bila dosen menyajikan jadwal, kegiatan-kegiatan, dan kinerjanya tersebut serta membuka komunikasi di dalam blog dosen kampus…pasti akan berdampak kepada peningkatan ranking website kampus.

Jadwal seorang dosen wajib dikomunikasikan dengan keluarga.  Keluarga dosen yang membaca dan tahu jadwal tersebut akan dapat menyikapi, memahami atau menyesuaikan dan mendukung jadwal tersebut.  Istri/suami dan anak-anak akan mengetahui kapan suami/istri dan orangtuanya beraktivitas, riset pergi seminar, pengajian atau kerja agama.  Ini akan membuat keluarga bangga kepada si dosen, dan menghasilkan pembelajaran keluarga dan teladan amal bagi siapapun.  Anak-anak akan bangga dengan ayahnya, istri juga makin sayang dan cinta kepada suaminya.

Membuka pintu rahmat Allah

Profesi dosen atau profesi lainnya yang diniatkan ibadah akan memberikan pintu rahmat Allah SWT.  Dosen yang memiliki jabatan struktural, atau yang terbebas dari amanah jabatan, memiliki tanggungjawab yang sama.  Profesi tersebut dinyatakan dengan usaha-usaha kerja manajemen, kerja akademik dan kerja agama yang berjalan seiring.  Profesi tersebut akan mengantarkan seseorang memperoleh kemuliaan dunia dan akhirat.

no 4CSeorang dosen boleh-boleh saja mengejar jabatan, ingin menjadi Dekan atau Rektor.  Tetapi sayangnya jabatan itu hanya diisi oleh satu orang.  Mencari jabatan (dunia) ternyata sangatlah sempit.  Karena itu tidak semestinya, seseorang rela berkorban dan mati-matian (atau mati beneran) mengejar jabatan-jabatan dunia. Seseorang seyogyanya perlu menengok jabatan yang berorientasi akhirat, yang luasnya tidak terkirakan.  Jabatan itu dapat diisi oleh banyak orang, oleh siapa saja, dosen bidang apa saja.  Allah bahkan sangat senang semakin banyak orang mendalami pekerjaan berorientasi akhirat.  Jabatan itu bagi dosen adalah jabatan akademik yang disertai kerja agama.  Jabatan dimana seorang dosen fokus ke bidang ilmunya, memperdalam dan mengembangkannya, dilandasi niat ibadah dan dakwah.  Mereka bekerja, membaca, meneliti, menulis, membaca, membaca dan seterusnya.  Dosen-dosen mengembangkan keilmuannya masing-masing.  Mereka dapat saling bekerjasama, ataupun bersilaturahim mengembangkan profesinya.  Di antara para dosen itu, bekerja secara produktif, saling menghargai, penuh kesejukan, tidak ada 4C (confrontation, condemn, crtitic, conflict). Dosen-dosen yang secara konsisten dan tawadhuk mengembangkan keilmuannya disertai kerja agama akan senantiasa dirahmati Allah.  Allah menggerakkan maksud manusia, serta memberi kemudahan dan pertolongan kehidupan kepada para dosen.

Lembah Panderman, 14 April 2014

Lihat tulisan sejenis

  1. BUDAYA AKADEMIK DOSEN PROFESIONAL
  2. Masjid adalah pintu rahmat dan rejeki
  3. Menulislah, .. apa saja…
  4. Perihal menulis dan mengedit …
  5. Memaknai Kekurangan, Mensyukuri Kehidupan
  6. Tulisan di Kompasiana sebagai Luaran Riset

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *