Menyambut Indonesia Tersenyum

Tulisan ini sudah terbit di blog kompasiana

Hari esok, 20 Oktober 2014, akan menjadi momentum bersejarah bagi Indonesia.  Momentum yang ditunggu-tunggu.  Kita semuanya menunggu detik-detik pelantikan presiden dan wakil presiden baru, yakni Jokowi-JK untuk memimpin indonesia periode 2014-2019.

Mekanisme pergantian kepemimpinan ini merupakan hal yang biasa dan alamiah, dan akan terjadi pada setiap generasi, pada setiap negara atau organisasi.  Namun kali ini memang agak berbeda, benar-benar lain, tidak sama dengan kondisi lainnya.  Itu semua terkait dengan fenomena Jokowi.  Tuhan menghendaki seorang Jokowi untuk maksud tertentu yang kita mungkin tidak atau belum mengetahui.  Cara memaknainya adalah bersyukur dan rendah hati menerima pemimpin baru tersebut, serta mentaati dan mengkritisi untuk dapat memelihara amanah yang diembannya.

Bangsa Indonesia sedang menunggu Jokowi membawa bangsa ini kepada kebaikan, merealisasikan kesejahteraan dan kemajuan.  Rakyat ingin gairah baru kehidupan yang semakin baik.  Dunia usaha atau swasta pun berharap  ekonomi yang tumbuh lebih dinamis.  Negara lain pun tak kalah optimisnya, mereka siap menyambut Jokowi.  Pemimpin dunia, pesohor, artis dunia, CEO top, menunggu teman baru, seorang pemimpin yang punya style berbeda.  Mungkin, mereka berharap bisa diajak Jokowi blusukan seperti yang dirasakan Mark Zuckerberg (bosnya FB).

Ada suasana gembira menunggu detik-detik pelantikan Jokowi-JK.  Sebagian masyarakat sudah menyiapkan pesta rakyat.  Bahkan, para politisi juga sedang bergembira, setelah mendinginnya perseteruan di ajang pilpres. Pasar bereaksi positif atas imbas kesejukan politik itu.  Ada kegembiraan bercampur optimis memandang momentum kali ini, juga karena alasan berikut ini.

Pertama, ini adalah pergantian presiden yang paling sejuk dalam sejarah Indonesia.  Sebelum ini, pergantian presiden selalu ada riak dan konflik, yang menyisakan nuansa “marah dan dendam”.  Kita bersyukur dan berterimakasih atas kepemimpinan presiden SBY yang mewariskan proses demokrasi yang aman, damai dan lembut.  SBY pantas diberi gelar bapak demokrasi Indonesia. Kita juga apresiasi atas tampilan Jokowi yang diam, senantiasa RAPOPO, meski diserang dan dipojokkan.  Sebaliknya Jokowi, dengan kerendahan hati mampu menciptakan diplomasi kerukunan dengan politisi lain yang berseberangan.

http://assets.rappler.com/

Kedua, Indonesia saat ini berada pada posisi 10 negara dengan kekuatan ekonomi dunia terbesar.  Naiknya posisi ini karena ekonomi  Indonesia tumbuh konsisten rata-rata di atas 5 persen dalam periode sepuluh tahun terakhir.  Tahun 2013, posisi Indonesia masih di peringkat 16.  Ini adalah prestasi luar biasa dalam pandangan dunia.  Pemimpin dunia atau pengamat ekonomi asing meyakini, Indonesia bakal menjadi kekuatan ekonomi yang besar.  PDRB per kapita akan menuju 4000 dolar, dan akan naik terus mengikuti kenaikan produksi ekonomi dan kebutuhan konsumsi.

http://assets.rappler.com/

Ketiga, ketatanegaraan yang fungsional.  Dalam sejarah Indonesia, baru kali ini memiliki kelembagaan yang lengkap dan berjalan optimal untuk mendukung tata kelola pemerintahan dan penyelenggaraan negara.  Ada komisi pengawas persaingan usaha (KPPU), ada MK, ada KPK, ada komisi yudisial, dan komisi lainnya yang menjalankan fungsi-fungsi kontrol penyelenggaraan ekonomi, ketatanegaraan, korupsi dan penyalahgunaan wewenang, hukum, dan masalah lainnya.  Lembaga itu bekerja sungguh-sungguh dalam substansi, sesuai kebutuhan kehidupan nyata, bukan sekedar kelengkapan negara ataiu alat politik.  TNI, POLRI, Kejaksanaan, Mahkamah Agung juga makin berdaya menjalankan fungsinya.  Ada semacam kebutuhan untuk memilih personil yang berintegritas, membangun sistem tatakelola, dan penguatan pada kelembagaan negara tersebut.

Menutup tulisan ini, mari kita bekerja keras, menanam karakter dan integritas, membangun keteladanan, terus meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, membangun kebersamaan dan harmoni, meningkatkan kepedulian untuk INDONESIA.   Selamat mengemban amanah untuk presiden Jokowi dan Wakil Presiden JK.  Kita sambut INDONESIA dengan tersenyum.

Lembah Panderman Malang, 19 Oktober 2014

Tulisan terkait

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *