The Bund, simbol kota Shanghai

Saat merencanakan perjalanan ke kota Shanghai, awal bulan Juni 2014, penulis tidak terlalu mempersiapkan diri. Rasanya hanya ingin menikmati saja perjalanan ini, yang sudah diatur oleh sebuah biro wisata. Penulis…

Karakter spiritual dosen

Membangun karakter seorang dosen yang profesional dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan.  Bisa saja seorang dosen menggunakan pendekatan bekerja keras, misalnya dengan bekerja sepanjang waktu untuk memanfaatkan berbagai peluang sehingga ia…

Yang dirindukan

Setiap orang mengenal nama Bilal, lengkapnya Bilal bin Rabah.Bilal adalah seorang mantan budak yang dimuliakan Rasulullah, dan menjadi pelantun adzan yang suaranya amat merdu.  Bilal mengalami kesedihan yang luar biasa…

Masjid adalah pintu rahmat dan rejeki

gstatic.com

Tersebutlah sebuah kisah tentang dua sahabat yang lama tidak berjumpa, yakni Heri dan Budi.  Mereka berjumpa pun tidak sengaja, ditempat yang tidak diduga pula.  Mereka bertemu setelah sholat ashar di sebuah masjid di luar kota.  Mereka telah berpisah hampir dua puluh lima tahun, setelah menamatkan dari sekolah SMA yang sama.  Dua sahabat itu kini tinggal di kota yang berbeda.  Mereka pun saling bercerita, tentang keluarga, pekerjaan, dan karier dalam reuni dadakan di teras masjid.  Mereka berdua sangat beruntung karena dirahmati Allah dengan karier yang sama-sama cemerlang, menduduki jabatan menengah di kantornya masing-masing.

“Aku baca facebook, kamu sudah berangkat haji”, kata Heri.  “Alhamdulillah Bud, dua tahun yang lalu” , jawab Budi.  “Lho, sama dengan aku” sahut Heri.  Kedua sahabat itu saling tertegun berpandangan.  “Dimana maktabmu? Aku di Misfala” , sahut Budi.  Kemudian dibalas Heri, “Aku juga disana”.  Mereka pun sama-sama menyebut Subhanallah, seraya masing-masing menyampaikan keharuan beribadah haji dan menyelami kehidupan tanah suci.

Menulislah, .. apa saja…

Sumber: http://3.bp.blogspot.com/

Perihal tulis menulis ini banyak ragam dan dinamikanya, serta dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.  Menulis bisa dilihat sebagai kebutuhan,… bagi orang yang membutuhkan. Ada juga yang menulis untuk sekedar memuaskan hati, menghabiskan waktu, atau karena hobi.  Tapi ada juga yang memandang, menulis itu dapat didelegasikan, sehingga biar dikerjakan oleh orang lain saja.  Mereka ini hanya menjadi penonton atau pembaca saja… atau bahkan mereka ini jarang membaca. 

Perihal menulis dan mengedit …

Sumber: http://4.bp.blogspot.com/

Penulis sering mendapat tugas mengoreksi atau mengedit naskah yang ditulis oleh orang lain.  Tugas ini cukup menyita perhatian.  Penulis pernah mengedit tujuh naskah dalam waktu singkat, dan belum memiliki format yang baku.  Karenanya, naskah cenderung bebas mengikuti gaya dan persepsi penulisnya.  Cara menulis kalimat jauh dari kaidah ejaan yang benar (silakan download disini).  Penulis benar-benar ‘berkeringat’ dan akhirnya merombak naskah, bahkan ada yang sedikit menambahkan materi substansi agar tulisan menjadi utuh, nyambung dan bermakna.  Padahal, penulis punya kecenderungan mengedit secara longgar, dan cenderung menghargai improvisasi penulisnya.  Tugas seperti ini sudah sering terjadi, dan Alhamdulillah penulis menikmatinya. 

Filosofi buah Tamarin

Pembaca mungkin mengenal nama Tamarine Tanasugarn.  Ia adalah nama petenis putri Thailand, yang memenangkan berbagai kejuaraan di tingkat Asia dan dunia.  Ia masuk 20 petenis wanita top dunia pada tahun…