WILAYAH PERBATASAN DAN DAYA SAING EKONOMI

Pemanfaatan geografi Indonesia dilaksanakan seoptimal mungkin dengan mengembangkan seluruh potensi sumberdaya wilayah untuk menghasilkan kesejahteraan dan keamanan.  Kawasan perbatasan adalah wilayah kabupaten/kota yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. Kawasan perbatasan negara meliputi perbatasan darat dan laut termasuk pulau-pulau kecil terluar2) (RPJMN 2010-2014).  Berdasarkan UU 26 tahun 2007 (Penataan Ruang),  kawasan perbatasan merupakan kawasan strategis dari sudut pertahanan dan keamanan yang diprioritaskan penataan ruangnya.   Pengembangan dilakukan dengan mengubah arah kebijakan dari orientasi ke dalam (inward looking) sebagai wilayah pertahanan, menjadi ke luar (outward looking), yang menempatkan kawasan perbatasan sebagai wilayah pertahanan dan untuk meningkatkan aktivitas perekonomian.

Edisi Cetak Ulang, Pembangunan Wilayah

Penulis bersyukur akhirnya buku edisi cetak ulang Pembangunan Wilayah diterbitkan kembali oleh LP3ES, Jakarta (ISBN 979-3330-90-2).  Meski namanya Edisi Cetak Ulang, namun revisi buku dibanding cetakan pertama sangat-sangat signifikan.   Pengalaman penulis mengikuti pendidikan Lemhannas sangat bermakna menambah substansi konsep dan empirik pembangunan wilayah.  Sebagian dari substansi itu berasal dari  tugas akhir di Lemhannas tahun 2010, yang berjudul  PENINGKATKAN NASIONALISME DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH GUNA PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN DALAM RANGKA PEMBANGUNAN NASIONAL (Judul Taskap).

Buku ini terdiri dari 15 bab dengan 432 halaman, bertambah 3 bab dari edisi sebelumnya.  Penulis sendiri sudah tidak memiliki stok buku yang lama, dan lupa-lupa ingat bentuk dan gambarnya.   Buku baru ini memang memberi kesan sangat tebal, sebagaimana layaknya buku referensi (lihat daftar isi).   Semoga bermanfaat sesuai tujuannya, yakni sebagai materi pembelajaran pada program S1, S2 atau S3; serta memperkaya konsep keilmuan pembangunan wilayah.  Berikut ini penulis berikan kata pengantar dari buku edisi cetak ulang tersebut.

MELIHAT SISI LAIN (MSL)

Di pasar, biasa terjadi tawar menawar harga.  Pembeli meminta harga lima belas ribu untuk sesisir pisang, penjual bertahan pada harga enambelas ribu.  Gagal lah transaksi itu.  Di lapangan bola, Luis Suarez (Liverpool) enggan bersalaman karena masih emosi terhadap Evra (MU), padahal ini ditayangkan TV di seluruh penjuru dunia.  Berkembanglah citra negatif terhadap Suarez.  Banyak kejadian sejenis, berakhir dengan ketidak puasan, kekecewaan dan kerugian bagi satu atau dua belah pihak, atau masyarakat secara keseluruhan. 

(Dosen) Meninggal dalam ….. perjuangan

Hari ini berita perihal meninggalnya Wakil Menteri Energy dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo meramaikan media.  Beliau meninggal saat mendaki gunung Tambora, yang juga menjadi hobi sejak mahasiswa.  Almarhum adalah gurubesar perminyakan dari ITB Bandung dengan pengalaman bidang akademik yang sangat mumpuni dan dihargai oleh kolega dan industri perminyakan.  Sangat wajar, beliau terpilih dan diangkat sebagai presiden sebagai wakil menteri. Beliau meninggal dalam usia 61 tahun.

Posting ke 100: Blog Widyagama (Baru)

Atas berbagai saran banyak pihak, khususnya kolega, dan untuk kemanfaatan kelembagaan Universitas Widyagama Malang, maka posting ke 100 ini dalam wordpress.com, penulis membuka blog akademik https://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/ yakni blog dosen di…

Membangun Karakter Bangsa

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar.  Bangsa ini dibangun dari kehendak yang sama untuk mewujudkan cita-cita sebagai bangsa untuk mewujudkan empat tujuan negara (i) melindungi segenab bangsa dan tumpah darah Indonesia, (ii) memajukan kesejahteraan umum, (iii) mencerdaskan kehidupan bangsa dan (iv) ikut  menjaga ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi.  Tentu saja cita-cita tersebut tidak mudah direalisasikan.  Bangsa ini memiliki banyak pengalaman ancaman dan tantangan yang menghambat cita-cita tersebut.  Sungguh beruntung, Pancasila senantiasa menunjukkan nilai-nilai keluhurannya.  Hal ini bukan saja berhasil digali oleh para pendiri bangsa tetapi juga direalisasikan dalam pembebasan dari penjajahan.  Sudah saatnya, generasi saat ini memantapkan dan mengakualisasikan kembali nilai-nilai Pancasila; untuk memandu jalannya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan memecahkan berbagai permasalahannya.  Bangsa ini memerlukan orang-orang berkualitas, orang-orang berkarakter kebangsaan, atau orang-orang Pancasilais sebagaimana teladan yang diberikan para pendiri bangsa.

GENERASI MUDA DAN PANCASILA

Akhir-akhir ini mulai banyak dibicarakan atau dipertanyakan wawasan kebangsaan generasi muda.  Banyak momentum mengangkat hal tersebut.  Saat peringatan hari Pancasila 1 Juni 2011, ada kebutuhan untuk mengaktulisasikan, merevitalisasi, dan memantapkan nilai-nilai Pancasila.  Salah satu rumusan hasil kongres Pancasila ke III di Surabaya 31 Mei – 1 Juni 2011 adalah dengan melibatkan generasi muda sebagai subyek pengembang nilai-nilai Pancasila.  Generasi muda diharapkan memberikan peran dan kontribusinya yang kelak juga akan menjadi aktor pembangunan nasional di masanya.

Pancasila, harus bagaimana?

Hari ini, 1 Juni 2011, penulis sedang mengikuti Kongres Pancasila ke 3 di Universitas Airlangga, Surabaya.  Kongres dibuka kemarin oleh wakil ketua MPR, Lukman Hakim Saifuddin.  Mengapa MPR? Karena sejak awal rencana, kongres ini disokong sepenuhnya oleh ketua MPR dan dioperasionalkan oleh perguruan tinggi khususnya UGM dan UNAIR.  Penulis hadir di acara ini karena harus presentasi call for paper yang terkirim sebelumnya (terlampir 1, 2).  Penulis memperoleh banyak hal dalam kongres ini, yang baru kali ini bisa aktif.  Kongres pertama di Yogya, dan kedua di Denpasar, terlewat begitu saja.