Masjid adalah pintu rahmat dan rejeki

gstatic.com

Tersebutlah sebuah kisah tentang dua sahabat yang lama tidak berjumpa, yakni Heri dan Budi.  Mereka berjumpa pun tidak sengaja, ditempat yang tidak diduga pula.  Mereka bertemu setelah sholat ashar di sebuah masjid di luar kota.  Mereka telah berpisah hampir dua puluh lima tahun, setelah menamatkan dari sekolah SMA yang sama.  Dua sahabat itu kini tinggal di kota yang berbeda.  Mereka pun saling bercerita, tentang keluarga, pekerjaan, dan karier dalam reuni dadakan di teras masjid.  Mereka berdua sangat beruntung karena dirahmati Allah dengan karier yang sama-sama cemerlang, menduduki jabatan menengah di kantornya masing-masing.

“Aku baca facebook, kamu sudah berangkat haji”, kata Heri.  “Alhamdulillah Bud, dua tahun yang lalu” , jawab Budi.  “Lho, sama dengan aku” sahut Heri.  Kedua sahabat itu saling tertegun berpandangan.  “Dimana maktabmu? Aku di Misfala” , sahut Budi.  Kemudian dibalas Heri, “Aku juga disana”.  Mereka pun sama-sama menyebut Subhanallah, seraya masing-masing menyampaikan keharuan beribadah haji dan menyelami kehidupan tanah suci.

Filosofi buah Tamarin

Pembaca mungkin mengenal nama Tamarine Tanasugarn.  Ia adalah nama petenis putri Thailand, yang memenangkan berbagai kejuaraan di tingkat Asia dan dunia.  Ia masuk 20 petenis wanita top dunia pada tahun…

Mencegah Korupsi: Mendefinisikan Kecukupan dan Kepedulian

Tidak dipungkiri, semua orang ingin hidup berkecukupan.Dengan kecukupan, apalagi kelebihan, niscaya seseorang akan lebih longgar untuk berbuat baik, atau membantu orang lain. Orang yang berkecukupan akan dapat berjuang lebih serius.Ia akan menggunakan waktu, tenaga, harta dan sumberdaya yang dimilikinya untuk memikirkan, membantu dan menyelesaikan masalah orang lain.Yang menjadi pertanyaan, apakah orang yang berkecukupan senantiasa berkesempatan berjuang membantu orang lain; apakah orang harus berkecukupan dahulu agar dapat berjuang membantu orang lain.

Memaknai Kekurangan, Mensyukuri Kehidupan

Sumber: www.idpwd.com.au/

Sumber: www.idpwd.com.au/

Suatu kali penulis mengunjungi klinik fisioterapi suatu rumah sakit swasta di Malang.Usai mengikuti tahapan dan prosedur rumah sakit, tiba saatnya masuk bagian fisioterapi.Di sana, di ruang tunggu sudah nampak antrian pasien, kurang lebih empat orang.Tidak ada yang istimewa di ruang tunggu, kecuali sepasang alat bantu berjalan sepanjang tiga meter.Penulis duduk menunggu dengan membaca sambil memperhatikan panggilan antrian pasien.

AM Lupa dengan standar KPK

Tulisan ini sudah terbit di kompasiana Berita perihal penangkapan AM oleh KPK menggegerkan banyak pihak.Semua perasaan sedih, prihatin, gemas, jengkel bercampur menjadi satu.Kejadian ini memang sangat luar biasa.Luar biasa bagi…

Kepemimpinan “Insinyur” Jokowi

liputan6.com
liputan6.com

Tulisan ini sudah terbit di kompasiana Popularitas gubernur Jokowi saat ini sangat menguat. Kekuatannya melebihi pemimpin nasional populer yang sudah ada sekarang. Siapapun melihat Jokowi memiliki persepsi yang hampir sama. Siapapun memberikan nilai positif. Kalaupun ada yang mengkritik Jokowi akan menjadi bumerang bagi pengkritiknya. Sekalipun dikritik, dijelekkan, atau disindir, Jokowi tidak pernah repot menjawab atau membalas. Jokowi percaya diri dengan langkahnya, lebih baik kerja, blusukan, dan solusi nyata. Jelasnya, profil Jokowi membuka mata bangsa ini akan seseorang pemimpin yang berbeda, pemimpin yang seolah-olah diidolakan, dibutuhkan, dan diharapkan.

Tulisan ini ingin melihat sisi-sisi obyektif kepemimpinan Jokowi, dan tentu banyak hal positif yang dapat dipelajari. Tulisan ini bukan untuk kepentingan kelompok tertentu.

Berjuang ala Lance Amstrong

Penulis meyakini banyak diantara pembaca mengenal Lance Amstrong (LA).  LA adalah pembalap sepeda Amerika Serikat.  LA lahir 42 tahun yang lalu, dan merupakan pemegang rekor juara Tour de France selama tujuh kali berturut-turut, selama 1999 hingga 2005.  Kariernya sebagai pembalap akhirnya tertutup setelah ia terbukti menggunakan doping.  Sekalipun demikian, namanya tetap dihormati karena ia berhasil mengatasi masalah pribadinya, perihal ancaman kematian karena penderitaan kanker yang sedang diidapnya. 

Tiga tahun sebelum menjadi juara Tour de France, tepatnya tahun 1996, ia didiagnosis kanker testis.  Ia terpukul, mengalami ketakutan, dan tidak mampu menerima kenyataan tersebut. “I was in complete shock. Here I was, young and healthy and riding better than ever and, suddenly, I have cancer. I was worried about losing my career and, frankly, my life. I didn’t know how to tell my mom, and I was scared and angry (1, 2). Ia menyembunyikan penderitaan sakit dalam program latihan dan lomba-lomba yang diikuti.  Karena terlambat ke dokter, kanker bahkan sudah menyerang otak dan paru-paru. 

Puasa dan Kepemimpinan

Bulan Ramadhan ini merupakan bulan pembelajaran.  Bulan ini, umat muslim bukan hanya diwajibkan menjalankan ibadah puasa dan ibadah wajib tetapi juga amalan sunah lainnya, yang mana Allah menjanjikan pahala berlipat…