IMG_7564Pada hari ini rabu, 12 Nopember 2014 di ruang P2K (Pusat Pengembangan Kewirausahaan / Pusat Pengembangan Karir) Universitas Widyagama Malang berlangsung acara Sosialisasi dan Pendampingan Tracer Study dengan mendatangkan narasumber dari CDC (Career Development Centre) Universitas Indonesia yakni Ibu Drg. Sandra Fikawati, MPH dan bapak Achmad Syafiq, PhD. Untuk tahun ini P2K mendapatkan dana hibah dari Dikti untuk program Tracer Study. Acara didahului dengan sambutan dari Rektor UWG (Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS.) dalam sambutannya rektor mengatakan bahwa; acara sosialisasi ini sangat baik dalam mendukung penyusunan kurikulum yang sesuai dengan KKNI, yang mana disalah satu item KKNI dalam penyusunan kurikulum menyebutkan / menyertakan pola tracer study. Terima kasih kepada Ibu dan bapak narasumber dari Universitas Indonesia yang telah hadir dan meluangkan waktunya untuk hadir di kampus kami (Univesitas Widyagama Malang) berbagi informasi tentang pengembangan tracer study ini. Terima kasih pula kami sampaikan kepada bapak/ibu dosen perwakilan dari perguruan tinggi swasta di Malang yang hadir dalam sosialisasi dan pendampingan program tracer study ini. Selamat mengikuti acara ini semoga mendapatkan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan mutu perguruan tinggi terhadap lulusannya. Ketua P2K (Dra. Wiwin Purnomowati, MSi) menyampaikan didepan narasumber dan peserta bahwa; P2K merupakan Pusat Pengembangan Kewirausahaan yang mana melalui program COOP yakni program magang mahasiswa di UKM yang telah berlangsung hingga tahun kedua pada tahun 2014 ini dan mendapat dana hibah dari DIKTI, P2K juga mendapat hibah dikti untuk program tracer study pada tahun ini. Ibu Wiwin dengan penuh semangat mengkomando timnya untuk melakukan riset program tracer study dan alhamdulillah melalui P2K ini Universitas Widyagama Malang pada tahun ini berhasil mendapatkan dana hibah tersebut, semoga ini awal yang baik untuk bisa mewujudkan unit Pusat Pengembangan Karir seperti yang sudah ada di Universitas Indonesia dengan nama CDC (Carier Development Center) (demikian sambutan dari ibu Wiwin=ketua P2K). Menurut pembicara pertama yakni ibu Drg. Sandra Fikawati, MPH yang mengawali presentasinya dengan mengenalkan unit CDC (Career Development Centre) Universitas Indonesia sebagai berikut; keberadaan unit CDC atau pusat karir di suatu perguruan tinggi menjadi sangat penting dan sangat butuhkan oleh masyarakat tentang bagaimana memberikan informasi tentangan lowongan pekerjaan kepada lulusannya. Kepedulian lembaga (dalam hal ini Perguruan Tinggi) pada alumninya menjadi sangat penting karena jika lulusannya berhasil dengan cepat dalam mendapatkan pekerjaan setelah lulus maka dengan demikian perguruan tinggi tersebut akan mendapatkan tingkat kepercayaan dan kepuasan tersendiri dari masyarakat dan menjadi kebanggaan alumni terhadap almamaternya. IMG_7575Melalui kegiatan sosialisasi dan pendampingan Tracer Study ini, ibu Fikawati (panggilan akrabnya) menyampaikan bahwa DIKTI memberikan atau mengucurkan dana hibah untuk keperluan tracer study dengan jumlah nominal yang disesuaikan dengan n (populasi) user survey yang diusulkan dalam proposal program hibah tracer study. Dalam memperoleh dana Tracer Study DIKTI desain dan metodologi yang dilaksanakan perguruan tinggi harus mengikuti kesepakatan dikti yaitu: 1) Desain penelitian: survey sensus. 2) Populasi dan subyek penelitian: seluruh lulusan pada kohort 2 tahun ke belakang (dari tahun dilaksanakan tracer study, misalnya tracer study 2014 maka populasi subyeknya adalah lulusan tahun 2012. 3) Instrumen: kuesioner standar tracer study Online DIKTI (+ tambahan pertanyaan yang diadaptasi dari kuesioner TS standar sepenuhnya atau dimodifikasi sesuai kebutuhan masing-masing Perguruan Tinggi). 4) Metode Pengumpulan Data: Meskipun dapat dilakukan berbagai cara pengumpulan data (wawancara tatap muka, wawancara telepon, surat pos, surat elektronik) tetapi metode online lebih disarankan karena lebih efektif dan praktis. Demikian secuil dari penjelasan yang disampaikan narasumber dalam presentasinya. Hal yang sama juga disampaikan oleh narasumber kedua yakni bapak Achmad Syafiq, PhD bahwa Keberadaan program tracer study ini menjadi sangat penting dan diperlukan di Perguruan tinggi, untuk memperoleh sebanyak-2nya informasi dari alumni yang lulus. Pengumpulan database alumni harus dilakukan dengan cermat dan akurat, hal ini penting karena jika tidak komunikasi antara lembaga dengan alumni menjadi terputus. Disini yang menjadi pertanyaan adalah bahwa; seberapa besar kebanggaan alumni terhadap almamaternya. Dari situ akan bisa ditemukan sebuah solusi yang tepat antara kedua belah pihak. Salah satu contohnya dengan menunjukkan kepedulian lembaga (perguruan tinggi) terhadap alumni dengan menjadi media informasi yang baik dalam mencarikan pekerjaan bagi alumninya. Sebagai bahan referensi bapak / ibu peserta bahwa: UI sudah berdiri sebuah lembaga yang khusus menangani karir yakni untuk para alumni UI yang telah diwisuda diberikan akses gratis dengan menjadi member di bursa kerja online. Bursa kerja online ini bekerja sama dengan pusat karir UI dalam melaksanakan rekruitment tenaga kerja. Pusat karir ini menjadi jembatan / penghubung informasi antara perusahaan penyedia lapangan pekerjaan dengan alumni yang sedang mencari kerja. Dengan melalui pusat karir ini akan dapat melelusuri sejauh mana alumni setelah lulus mendapatkan pekerjaanya. Baik bekerja di perusahaan /swasta atau di pemerintah dan wiraswasta. Keberadaan pusat karir sangat penting untuk memberikan informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan yang diminta oleh user (perusahaan) dimana spesifikasi dan kualifikasi yang diminta oleh perusahaan dapat dipenuhi oleh pusat karir selaku lembaga yang berhubungan langsung dengan alumni dalam memberikan bimbingan atau konseling dalam kiat-kiat melamar suatu pekerjaan. Melalui bursa kerja online ini sangat banyak kemudahan-2 yang diperoleh oleh pelamar, karena hanya dengan sekali klik di bursa kerja online maka data pelamar akan langsung masuk ke database perusahaan. Sehingga perusahaan tinggal memanggil si pelamar kerja untuk datang memberikan data-data penunjang yang diperlukan saat wawancara. Lembaga Pusat karir di perguruan tinggi jumlahnya masih kurang dari 10% di Indonesia, oleh karena itu perlu dibangun komitmen bersama dari pengelola dalam mendirikan sebuah pusat karir. Menurt Achmad Syafiq, PhD; adanya dua sistem pendidikan yakni vocational dan akademik menjadikan rancu dalam dunia pendidikan ditanah air. Keberadaan D3 (Diploma) hanya untuk menuju ke jenjang S1, dan bahkan ada opini tanpa Skripsi bisa lulus menjadi sarjana. Ini yang menjadi kualitas pendidikan kita kurang berkualitas. IMG_7539Di Harvard School, disana semua alumni lulusan Harvard diterima kerja di perusahaan yang bekerja sama dengan Harvard School. Di Indonesia belum ada lembaga pusat karir yang seperti itu. Keberadaan perguruan tinggi yang cukup masif, pertumbuhan jumlah perguruan tinggi yang banyak yang semua saling mengklaim be the best, be the first, be the diferend menjadi slogan untuk menarik perhatian masyarakat. Yang lebih penting lagi adalah bawah kita bertanggung jawab terhadap lulusan dari perguruan tinggi kita bagaimana setelah lulus? Itu menjadi tanggung jawab lembaga (dalam hal ini perguruan tinggi). Jadi perguruan tinggi bukan hanya meluluskan sebanyak-banyak mahasiswa tanpa ditindaklanjuti dengan pendampingan dan penelusuran terhadap lulusan nya yang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmunya. Kegiatan ini diikuti oleh 20 perguruan tinggi swasta di Malang, kegiatan ini dimaksudkan untuk menyeragamkan dalam pembuatan proposal program tracer study untuk mendapatkan dana hibah dikti. Narasumber membuka peluang seluas-luasnya kepada peserta yang hadir untuk memberikan informasi dari pertanyaan-pertanyaan tentang tracer study baik melalui surat elektronik / email maupun kontak langsung via telpon ataupun pertemuan seperti hari ini. Demikian banyak sekali informasi yang didapat dari acara sosialisasi dan pendampingan program tracer study ini, acara diakhiri dengan penyerahan cindera mata oleh Wakil Rektor I (Dr. Anwar, SH.MHum) kepada kedua narasumber (Ibu Drg. Sandra Fikawati, MPH dan bapak Achmad Syafiq, PhD dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. (san/pip)