MALANG – Posko aliansi Pulih Semeru merupakan Aksi Kemanusiaan yang dibentuk oleh beberapa organisasi yaitu BEM FH UWG, DPM FH UWG, PSHT, IMPALA UB, WALHI JATIM, dan WALHI NASIONAL. Kegiatan ini berlangsung selama dua bulan sejak tanggal 13 Desember 2021 hingga 13 Februari 2022.
Dekan Fakultas Hukum UWG, Purnawan D Negara memaparkan bahwa tujuan kegiatan di Pronojiwo untuk mengasah kepekaaan atau empati kemanusiaan ketika terjadi musibah, dan bagi mahasiswa penerima beasiswa (baik KIP-K, Unggul Mulia, dan 2 semester) adalah kesempatan untuk membuktikan komitmennya kepada kampus.
Duwi Y.G Maharani Putri, Ketua DPM FH yang menjadi relawan kegiatan ini juga menambahkan, Proyeksi Kemanusiaan ini dimulai dengan pembentukan posko aliansi Pulih Semeru dibuat sebagai aksi merespon tanggap darurat bencana erupsi semeru pada 13 Desember 2021 lalu di wilayah Pronojiwo, Lumajang Jawa Timur.
“Tujuan dari dibentuknya posko aliansi pulih semeru ini yaitu sebagai tempat prasarana untuk menampung donasi berupa uang, bahan makanan pokok, obat-obatan, peralatan dapur, masker, pampers bayi dan lainnya,” ujarnya, Selasa (15/2/2022)

Selain menampung logistik untuk penyintas (korban bencana), di posko aliansi Pulih Semeru juga di bagi ke dalam beberapa bidang kegiatan yaitu Assessment atau pengumpulan data, ini biasanya diambil dari hasil wawancara dengan penyintas atau perangkat desa. Tujuan pengumpulan data dibuat untuk mengetahui berapa banyak warga yang terdampak, kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh warga yang terdampak, apakah warga tergolong sebagai penyintas yang berdampak ringan dan berat. Kedua yaitu distribusi atau melakukan pendistribusian (penyaluran) barang logistik kepada penyintas berdasarkan hasil assessment yang didapat.
“Selanjutnya yaitu Trauma Healing atau psikososial atau layanan dukungan yang dilakukan kepada lansia atau anak-anak, tetapi biasanya lebih menjuru kepada anak-anak TK atau SD. Kegiatan ini di lakukan sebagai pemulihan mental, agar para penyintas tidak mengalami kecemasan atau kegelisahan pasca bencana. Kegiatan dengan melakukan metode seperti mini games, bercerita, giat mengajar di posko atau sekolah,” jelas mahasiswa Fakultas Hukum ini.
Keempat yaitu logistik atau bidang yang menangani keluar masuknya suatu barang donasi, donasi biasanya dibagi menjadi dua yaitu donasi sebagai relawan dan donasi sebagai penyintas. Lalu koordinator relawan atau bidang yang menangani relawan baru dan jadwal piket relawan di posko, serta yang terakhir yaitu dapur umum yang mengatur jam makan, belanja untuk keperluan relawan, dan memasak untuk para relawan.
“Kegiatan berlangsung selama dua bulan penuh terhitung per tanggal 13 Desember 2021 sampai 13 Februari 2022 dengan melakukan sistem Rolling bagi relawan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, karena ini merupakan kegiatan perdana yang dilakuan oleh BEM FH dan DPM FH maka pastinya ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya, yaitu di bagian Assessment karena pengambilan data kepada penyintas sedikit sulit karena diawasi dengan tentara dan polisi yang sedang berjaga di daerah terdampak, hal ini dijaga sangat ketat karena takut data yang di peroleh disalahgunakan sebagai kepentingan yang lain.
Pada saat pendistribusian, aliansi ini memberi bantuan berdasarkan data dari hasil assessment tetapi juga ada beberapa warga yang tidak tertulis di data, namun meminta bantuan dan ini membuat tidak tertata dari data yang sudah disusun rapi. Aliansi ini melakukan pendistribusian dengan merata dan bertahap diawali dari penyintas yang paling terdampak hingga penyintas yang ringan. Seiring berjalannya waktu kendala-kendala tersebut sudah mulai teratasi.
“Untuk keperluan logistik, sangat terfasilitasi karena di daerah gunung tidak hanya posko aliansi Pulih Semeru saja, tetapi banyak juga posko-posko yang mendistribusikan logistiknya,” jelas Putri.
Masyarakat sangat menerima dan mendukung kegiatan ini, termasuk Trauma Healing atau psikososial karena sangat membantu masyarakat terutama anak-anak yang membutuhkan adanya pemulihan mental seperti cemas dan gelisah pasca erupsi semeru. (FI-PI/Pilar)