(UWG, 15/4/2023). Kemarin pada jumat 14 April 2023 Fakultas Hukum UWG Malang, melalui tagline nya UWG FH-VAGANZA yang diselenggarakan dalam rangkaian peringatan Dies Natalis ke-52 Universitas Widyagama Malang, kembali adakan giat akademik SERSAN (Serius tapi Santai) dengan NOBAR Film Tragedi Kanjuruan.

Apa yang ingin dikupas dalam NOBAR Film ini, adalah Literasi Hukum dan Keadilan “Membaca Hukum dan Keadilan”.

Mahasiswa FH UWG Malang, sengaja diajak oleh dua orang narasumber (pakar) yakni; Dr Solehoddin SH MH., (Dosen Fakultas Hukum UWG) dan Abdi Purmono (Wartawan Senior, Jurnalis Tempo).

Kata Solehoddin yang juga sebagai wakil Koordinator Tim Advokasi Tragedi Kanjuruan (TATAK), advokat ternama ini menegaskan bahwa perjuangan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan masih belum usai. Mereka kini sedang menyiapkan langkah lain. Sebab, laporan polisi model A yang menghasilkan vonis ringan hingga bebas kepada para terdakwa. “Kita masih harus terus melakukan langkah-langkah strategis demi keadilan para korban. Meskipun laporan kedua berupa laporan model B yang diajukan terakhir kemarin mendapatkan respon akan dihentikan. Upaya lain akan dilakukan agar kasus ini tidak menggantung,”.

“Sudah ada sembilan kali surat pemberitahuan perkembangan penyidikan, hingga terakhir mediasi dengan Kapolres Malang ada indikasi akan dihentikan. Di sisi lain ini menjadi peluang bagi kita untuk mengambil langkah strategis lain,” (Tegas Solehoddin).

Sementara itu, Jurnalis Senior Tempo Abdi Purmono menyoroti mengenai proses jurnalis mengambil tempat. Secara independen namun tetap objektif memberitakan tragedi. Terlebih dalam hal peliputan yang membangun emosi. “Tragedi Kanjuruhan mengingatkan kita pada peristiwa di tahun 1998 yang mana dalam hal pengamanan militer dan polisi masih sama brutalnya. Seperti peristiwa Semanggi bagaimana polisi melepaskan tembakan kepada massa aksi. Ini menandakan bahwa reformasi tidak selesai,” pungkas Abdi. (san/pip)