LOKALATIH, meneliti di Kota: Historis, Sosial, Budaya, Pusat Studi Budaya dan Laman Batas, Universitas Brawijaya bekerja sama dengan Kelompok Kajian Rekayasa Budaya, FISIP, Universitas Brawijaya

Dengan Narasumber yang kompetitif dibidangnya, yakni dihadiri oleh Rita Padawangi, Narsum dari Singapore University of Social Science, kemudian Anton Novenanto (UB), Yulia Nurliani (UI), kemudian Purnawan D. Negara dari WALHI/Univ. Widyagama Malang selaku Dekan Fakultas Hukum Widyagama.

Lokalatih ini bertujuan untuk mengklarifikasi beberapa persoalan teoretis dan metodologis dalam melakukan penelitian tentang/di kota sebagai ruang perjumpaan dan/atau pertarungan, antara lain:

  1. Apa saja pendekatan teoretis yang relevan untuk membahas kota sebagai arena perjumpaan dan pertarungan politik identitas, khususnya dalam konteks Indonesia?
  2. Bagaimana tren perkembangan dan pengembangan kawasan perkotaan di kota-kota di Indonesia, khususnya pada era pasca-otoritarianisme Orde Baru? Apa saja kepentingan yang dominan dalam menentukan pengembangan kota-kota di Indonesia pada era tersebut?
  3. Apa peran hukum formal dalam perkembangan dan pengembangan ruang urban di Indonesia?
  4. Apa peran arsitektur sebagai ruang publik dalam membentuk identitas dan memori kolektif perkotaan?
  5. Apa peran gender, rumah tangga dan jaringan reproduksi dalam menopang subsistensi warga kota?
  6. Bagaimanakah reproduksi budaya kelas, khususnya pada anak-anak dan remaja, di perkotaan?
  7. Bagaimana teknologi bekerja dalam membentuk konsumsi kolektif warga kota?
  8. Pada level apa sajakah pengembangan ruang urban di Indonesia berkontribusi bagi pencapaian target pembangunan manusia berkelanjutan?
  9. Apa saja pendekatan metodologis yang relevan untuk mengamati realitas perkembangan dan pengembangan ruang urban, khususnya dalam relasinya membentuk krisis perkotaan?
  10. Dalam bentuk apakah gerakan sosial dan manajemen perkotaan dapat berpengaruh bagi pengwujudan ide tentang kota yang layak huni?

Historis, Sosial, dan Budaya. Historis, sosial dan budaya akan sangat berguna dalam memperkaya pemahaman tentang kota sebagai laman batas, suatu arena perjumpaan sekaligus pertarungan Lokalatih ini bertujuan untuk memicu kelahiran studi multi-, inter-, atau transdisipliner tentang/di kota. Selama ini, studi perkotaan cenderung didominasi oleh pendekatan fisik belaka dan mengabaikan pendekatan sosial-humaniora dalam usaha mewujudkan kota yang layak huni (liveable city). Melalui kegiatan ini, kami hendak mengajak publik akademis dan khalayak lain untuk mulai memperhatikan posisi kota sebagai ruang perjumpaan sekaligus pertarungan. Lokalatih ini diharapkan juga dapat memperkuat jejaring para pemerhati kota untuk menggelar perjumpaan-perjumpaan selanjutnya untuk mewujudkan suatu kota yang layak huni (liveable city).


 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *